Terkait Mobnas, Yanto Mandulangi: Itu Adalah Opini Busuk Untuk MJL

571

 

INAnews.co.id Bitung– Pertarungan politik di Kota Bitung kian memanas, para pendukung dan simpatisan masing-masing calon saling memberitakan pencitraan dan prestasi para calonnya melalui media sosial, bahkan ada pula yang saling menjatuhkan satu dengan yang lain.

Hal ini ditanggapi serius, oleh salah satu politisi muda yang ada di Kota Bitung Yanto Mandulangi, Yanto saat di temui Redaksi INAnews disalah satu Rumah Kopi yang ada di Kota Bitung mengatakan, kalau dirinya terus mengikuti perkembangan politik yang ada di Kota Bitung melalui Face Book (FB).

“Kemarin saya sempat membaca berita yang dibagikan melalui salah satu grup yang ada di FB, dengan kata-kata yang menurut saya itu kurang baik, selain menggunakan opini dan tidak mempunyai sumber yang mengatakan itu. Penggunaan frasa “putar bale”dalam kamus berfikir kita orang kawanua ini bermakna buruk dan berlebihan”, ujar Yanto.

Lanjut Yanto, seharusnya KPU, Bawaslu, TNI dan Polri lebih jelih lagi untuk mengontrol pemberitaan yang sudah mengarah ke ujaran kebencian, agar pemilu di Kota Bitung bisa berjalan dengan baik, kata Yanto.

“Saya memandang ini sebagai warning kepada simpul penyelenggara pemilu yang ada di Kota Bitung, atas fungsi kontrolnya dalam komitment menghadirkan pemilu yg damai, santun dan mencerdaskan, buat kita masyarakat Kota Bitung, minimal prestasi calon lah yang di jual”, ucap Yanto.

Yanto menambahkan, terkait Mobil Dinas (Mobnas) yang di Dum oleh Wali Kota, itu sudah sesuai ketentuan dan sudah melewati proses dan hal itu sudah semenjak tahun 2017 sehingga sudah tidak bermasaalah lagi.

“Saya kira substansi dari polemik Dum kendaraan dinas adalah murni adminstratif bukan aspiratif, artinya ada syarat dan ketentuan yang berlaku didalam nya. Bukan pada soal like n dislike yang berujung opini busuk pada individu, yang hari ini beliau MJL adalah kontestan di pilkada 2020”, beber Ketua PKS ini.

Yanto mengajak kepada semua masyarakat Kota Bitung untuk menciptakan pemilu damai, santun dan bermartabat, prestasi calon lah yang di anggkat tanpa menjatuhkan calon yang lain, harapnya.

“Saya kira argumentasi kritiknya lebih berbasis fakta dan data valid itu penting, artinya dalam kritik meski kita bicara negatif sepanjang unsur itu terpenuhi, maka hal itu bukan negatif namun positif”, tutup Yanto.

Baca Juga

Komentar Anda

Your email address will not be published.