Menu

Mode Gelap
Komitmen Pemerintah di Digitalisasi GovTech WNI Jadi Korban TPPO Berhasil Dipulangkan Pemerintah Infrastruktur Maksimal Jelang Lebaran 2025 Merampok Indonesia Merobek Merah Putih Kita Diskusi yang Digelar Barikade 98 RUU TNI Jadi UU Sah! Gakeslab Indonesia Provinsi DKI Jakarta Lakukan Penandatanganan Kerjasama Dengan PT Sucofindo

METRO

Kenapa PDN/PDNS Bisa Kena Serang? Mungkin Ini Jawabannya

badge-check


					Foto: ilustrasi pusat data, dok. bisnis tekno Perbesar

Foto: ilustrasi pusat data, dok. bisnis tekno

INAnews.co.id, Jakarta– Founder Ethical Hacker Indonesia Teguh Aprianto mengatakan bahwa apa yang terjadi beberapa waktu lalu pada sistem Pusat Data Nasional atau Pusat Data Nasional Sementara (PDN/PDNS), bermula dari satu orang. Satu orang ini bisa dikatakan ceroboh, dengan bahasa halus.

“Selalu dimulai dari satu manusia. Atau sekolompok manusia, yang dari sana bisa menjadi pintu. Makanya kita selalu bilang: lu mau bikin sistem secanggih apa pun tetapi resource-nya engga lu siapkan, habis. Human error berperan besar,” ujar Teguh, di podcast Deddy Corbuzier, Selasa, 9 Juli 2024.

Saking orang atau sekolompok orang tersebut ceroboh, kasus serangan ke PDN/PDNS kemarin pun kata Teguh bisa terulang.

“Kasu: PDN ini bisa terjadi tiap hari, kalau kita mau lakuin. Nanti gua kasih tahu. Pintunya aja,” goda Teguh ke Deddy.

“Sering orang berspekulasi, kalau diserangnya (lockbit), biasanya ada orang dalam. Karena lockbit itu dia punya sistem afilisasi. Jadi misalnya lu punya orang dalam, bisa ngasih intel-intel tipis ke hacker, lu bisa dapat persenan,” lanjut Teguh menerangkan.

Orang yang dimaksud Teguh berani membayar mahal untuk mendapatkan informasi yang diinginkan.

“Misalnya dibayar nih tebusan 8 juta dolar, ya, lu dapat sekian persen. Itu dulu kebiasaan lockbit seperti itu, sebelum digerebek FBI kemarin. Informasinya itu kayak di dalamnya lu pake teknologinya apa aja,” kata dia.

Menurut Teguh, kalau dibaca timeline kasus PDN/PDNS ini, mereka langsung masuk.

“Jadi hari ini ada percobaan masuk, tapi dia enggak ngapa-ngapain. Dia mempelajari dulu. Di dalamnya seperti apa, menggunakan teknologi apa. Dua hari kemudian baru ransomware-nya dimasukkin. Setelah semuanya dimatiin tuh sama dia,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Komitmen Pemerintah di Digitalisasi GovTech

21 Maret 2025 - 04:56 WIB

WNI Jadi Korban TPPO Berhasil Dipulangkan Pemerintah

21 Maret 2025 - 04:38 WIB

Infrastruktur Maksimal Jelang Lebaran 2025

21 Maret 2025 - 04:25 WIB

Populer NASIONAL