INAnews.co.id, Jakarta– Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis ditutup meningkat di tengah proyeksi ekonomi Indonesia yang solid. Pada akhir perdagangan Kamis, rupiah menguat 63 poin atau 0,40 persen menjadi Rp15.872 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.935 per dolar AS.
“Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,2 persen pada 2025 dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan 5,1 persen pada 2024,” kata pengamat pasar uang Ibrahim dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis.
Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi pada level 5,2 persen pada asumsi dasar makro dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2024 dan 2025.
OECD menilai konsumsi akan tetap kuat dan investasi swasta kemungkinan akan meningkat. Defisit fiskal akan sedikit melebar karena belanja publik untuk Ibu Kota Nusantara, tetapi diproyeksikan akan tetap di bawah batas 3 persen. Bank Indonesia diperkirakan akan terus menurunkan suku bunga pada akhir 2024 dan 2025.
Dari sisi eksternal, investor menahan diri untuk tidak memasang taruhan besar sebelum libur Thanksgiving AS, yang kemungkinan akan terus diperdagangkan tipis selama sisa pekan ini.
Data semalam menunjukkan bahwa indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) ukuran inflasi dasar yang disukai Federal Reserve meningkat sesuai dengan perkiraan.
Pembacaan lain menunjukkan bahwa ekonomi AS berkembang dengan kecepatan yang solid pada kuartal ketiga. Ketidakmampuan untuk mencapai target inflasi 2 persen Federal Reserve, dikombinasikan dengan kemungkinan peningkatan tarif impor, dapat membatasi kemampuan bank sentral untuk menurunkan suku bunga tahun depan.
Pembacaan tersebut disertai dengan data produk domestik bruto yang menunjukkan pertumbuhan yang stabil pada kuartal ketiga, serta data klaim pengangguran mingguan yang sedikit lebih kuat dari yang diharapkan.
Meskipun pembacaan tersebut tidak banyak menghalangi ekspektasi untuk penurunan suku bunga pada Desember, para pedagang terlihat semakin tidak yakin atas prospek suku bunga pada 2025.
Di sisi lain, seiring meningkatnya kekhawatiran akan perang dagang Tiongkok dan Amerika Serikat (AS), pedagang menunggu untuk melihat langkah-langkah stimulus apa yang akan diberlakukan Beijing untuk mengimbangi tekanan ekonomi dari setiap kenaikan tarif AS.
Data indeks manajer pembelian Tiongkok untuk bulan November akan dirilis pada Sabtu dan akan memberikan lebih banyak petunjuk tentang ekonomi.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis naik ke level Rp15.864 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.930 per dolar AS.
*Sumber: Antara