INAnews.co.id, Jakarta– Catatan akhir tahun (2024) Anggota DPD RI Fahira Idris soal kekerasan dan upaya perlindungan anak masih menjadi pekerjaan rumah (PR) besar. Fahira pun memberikan lima rekomendasi strategisnya untuk menjawab persoalan itu.
Pertama, beri edukasi tentang kekerasan seksual dan perlindungan anak harus diintegrasikan kedalam kurikulum sekolah. Kedua, beri pelatihan khusus bagi aparat penegak hukum untuk menangani kasus kekerasan terhadap anak mencakup penguatan perspektif berbasis korban dan anak. Demikian tertulis di akun X-nya, Sabtu (28/12/2024).
Ketiga, penggunaan teknologi digital untuk pelaporan kasus harus diperluas dengan platform yang ramah anak dan melibatkan partisipasi masyarakat. Keempat, fasilitas seperti rumah aman dan layanan konseling harus diperluas hingga ke tingkat desa.
Terakhir atau kelima, hukuman yang tegas terhadap pelaku, termasuk yang berada dalam posisi yang memiliki kekuatan dan pengaruh, akan memberikan efek jera.