INAnews.co.id, Banten – Ketua Umum Forum Keberagaman Nusantara (FKN), H. Arif Rahmansyah Marbun Tuanku Alamsyah, mengunjungi tokoh masyarakat adat Baduy di kawasan wisata halal Baduy Outbound yang berada di kaki Gunung Karang, Kabupaten Serang, Banten, pada 4 Januari 2025.
Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya FKN untuk menjalin hubungan erat dengan komunitas adat sebagai penjaga nilai-nilai budaya dan tradisi Nusantara.
Didampingi oleh Wakil Ketua Umum FKN Hasan Gaido dan Ketua FKN Banten Ki Yani, silaturahmi berlangsung penuh kehangatan bersama Jaro Oom, tokoh adat masyarakat Baduy yang menjabat sebagai Jaro Pamarentah dan mewakili masyarakat adat Baduy.
Dialog yang mendalam membahas pentingnya menjaga kearifan lokal dalam membangun harmoni sosial di tengah keberagaman yang menjadi kekuatan bangsa Indonesia.
H. Arif Rahmansyah Marbun Tuanku Alamsyah menyampaikan rasa hormat kepada masyarakat Baduy yang terus menjaga adat istiadat dan nilai-nilai luhur meskipun menghadapi tantangan zaman.
“Keberagaman adalah warisan yang harus kita rawat. FKN hadir untuk memperkuat jembatan yang menghubungkan berbagai komunitas agar nilai-nilai kearifan lokal tetap hidup dan menjadi inspirasi bagi generasi muda,” ujarnya.
Jaro Oom menitipkan pesan melalui FKN agar adat dan budaya Baduy dijaga di tengah era globalisasi.
Ia menyoroti bahwa banyak konten di media sosial yang melanggar hukum adat, seperti eksploitasi perempuan Baduy, serta penggunaan drone yang tidak sesuai aturan di wilayah tanah ulayat Baduy.
“Kami tunduk pada hukum adat yang telah turun-temurun. Hormati peraturan ini, dan jangan salahgunakan teknologi. Kami juga siap berkontribusi dalam swasembada pangan melalui kegiatan perkebunan. Silakan kirim bibit unggul buah-buahan, dan hasil panen dapat dinikmati semua pihak karena kami, Urang Kanekes, hidup dengan berkebun,” tegasnya.
Ia juga menambahkan kebanggaannya bergabung dalam Forum Keberagaman Nusantara.
Hasan Gaido menyoroti bahwa FKN harus menjadi mitra strategis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam melestarikan adat dan budaya Nusantara.
Ia menekankan pentingnya kesadaran akan swasembada pangan, mengingat pengurus FKN perlu terlibat aktif agar Indonesia tidak lagi bergantung pada impor beras.
“Kita bisa belajar dari adat Baduy, yang memiliki cadangan beras cukup untuk tujuh tahun ke depan. Kita juga harus menggandeng generasi Z memanfaatkan digitalisasi demi memperkuat UKM dan ekonomi kreatif di berbagai daerah melalui sinergi antara FKN dan pemerintah,” paparnya.
Melalui kegiatan ini, Forum Keberagaman Nusantara menegaskan misinya sebagai ruang inklusif yang mempromosikan toleransi, persatuan, dan penghormatan terhadap semua bentuk keberagaman di Indonesia.