INAnews.co.id, Jakarta– Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan Senin (13/10/2025) dibuka melemah. Berdasarkan data dari Bloomberg pukul 09.05 WIB, rupiah terkoreksi sebesar 12 poin atau 0,07% ke level Rp 16.582 per dolar AS. Pelemahan ini terjadi seiring dolar AS pulih dari aksi jual, didorong oleh harapan investor bahwa Washington akan melunakkan eskalasi perang dagang dengan Beijing. Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama naik tipis ke level 99,002, memulihkan sebagian kerugian setelah Presiden Donald Trump mengumumkan tarif 100% terhadap China.
Sementara itu, pengamat mata uang memperkirakan rupiah pada pekan ini akan bergerak fluktuatif, dengan potensi penutupan menguat di kisaran Rp 16.520 hingga Rp 16.570 per dolar AS. Tekanan eksternal terutama datang dari kebijakan Federal Reserve AS dan dinamika geopolitik global, termasuk ketegangan perdagangan AS-China dan perkembangan politik di Eropa dan Jepang yang menekan nilai euro dan yen.
Di dalam negeri, pemerintah tetap optimis dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal III/2025 yang diperkirakan mencapai 5% sampai 5,1% secara tahunan, didukung oleh kinerja ekspor yang kuat.
Secara keseluruhan, rupiah mengalami tekanan di awal pekan ini namun diprediksi akan bergerak variatif dengan sentimen kebijakan moneter dan geopolitik global menjadi faktor utama yang memengaruhi pergerakan kurs rupiah terhadap dolar AS. Demikian dikutip berbagai sumber.*






