Menu

Mode Gelap
KPA Desak Pembentukan Badan Pelaksana Reforma Agraria HTN 2025, Partai Buruh Desak Pelaksanaan Reforma Agraria Sejati IKN Jadi Ibu Kota Politik: Pemerataan atau Sekadar Perpindahan Fisik? Rupiah Kamis Melemah Harga Emas Antam Kamis Turun Tipis IHSG BEI Kamis Menguat

SOSDIKBUD

LSPR Realese Big Data Analisis Terkait Covid 19

badge-check


					LSPR Realese Big Data Analisis Terkait Covid 19 Perbesar

INAnews.co.id, Jakarta-Pemberitaan terkait pandemik COVID-19 menyebar secara masif, baik pada media konvensional maupun media baru. Hampir seluruh masyarakat Indonesia mengakses konten tersebut sebagai khalayak media.

Sedemikian masifnya penyebaran informasi tersebut membuat World Health Organization (WHO) sempat menyatakan bahwa telah terjadi pandemik informasi (infodemik) atas isu COVID-19 di dunia. Fenomena ini memicu LSPR Communication and Business Institute melakukan penelitian untuk menghimpun data terkait infodemik tersebut di Indonesia.

Semenjak munculnya berita COVID-19 di Indonesia, ketidakpastian menyelimuti masyarakat Indonesia sehingga memicu berbagai sikap dan tanggapan. Media baru kemudian menjadi wadah komunikasi yang paling cepat, mudah, dan dianggap powerful dalam menampung ‘hiruk pikuk’ keresahan masyarakat.

Media daring dan media sosial menjadi sasaran utama untuk
berbagi konten informasi, maupun berinteraksi sebagai bentuk respon terhadap konten yang
tersaji.

Dr. Lestari Nurhajati, Rudi Sukandar Ph.D, Rani Chandra Oktaviani, M.Si, dan Xenia Angelica, S.H., M.Si., mewakili Lembaga Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian Masyarakat LSPR
Communication and Business Institute, melakukan penelitian dalam bidang literasi isu COVID-19 di Indonesia.

Penelitian ini mengkaji perbincangan masyarakat dengan spesifikasi “Corona Indonesia” di media daring dan media sosial pada periode 2 Maret hingga 7 April 2020.

Berdasarkan big data analysis dari total 23.339 pembicaraan, diketahui komposisi 8.855
pembicaraan dilakukan melalui website. Sementara itu pembicaraan lainnya, terdata 1.584 di facebook, 2.904 di Youtube, dan 9.885 di Twitter.
Simpulan penelitian ini mendeskripsikan bahwa konten perbincangan ‘Corona Indonesia’,
memperlihatkan pergerakan informasi yang mengarah ke sentimen positif maupun netral secara bertahap.

Meskipun terdata pada dua minggu pertama tone-nya sangat negatif, dilakukan lebih berhati-hati dan tidak begitu masif. Kemudian pada minggu ketiga dan keempat perbincangan mengenai Corona ini lebih menyebar, dengan tone yang mulai beragam baik itu
positif, negatif maupun netral. Sementara itu, komposisi perbincangan di website lebih positif dibandingkan dengan Facebook dan Youtube.

Meskipun di Youtube lebih banyak, tapi tone-nya sangat negatif.
Dr. Lestari menegaskan, “melalui penelitian tersebut terlihat bahwa perbincangan topik Corona
di Indonesia bergerak dari yang sebelumnya lebih banyak di media sosial, ke arah platform
website karena banyaknya portal berita yang terpercaya. Topik dan kata yang sering muncul dalam perbincangan, berubah dari yang awalnya mengenai pasien, virus, positif, menjadi berkaitan dengan kebijakan pemerintah terhadap wabah Corona”. Contoh perubahan yang dimaksud, terdata pada kata pemerintah, sosial, pembatasan, dan sebagainya.

“Informasi lengkap Big Data Analysis ini telah dirilis oleh LSPR. Silakan dapat diakses pada www.lspr.edu pada segmentasi khusus update mengenai COVID-19 dan di laman khusus Lembaga Penelitian, Pengabdian dan Publikasi LSPR”, terangnya.

Penelitian ini merupakan salah satu bentuk responsif LSPR menanggapi isu COVID-19, termasuk mewadahi kebutuhan akan informasi yang akurat dan terkini. “Hasil penelitian ini meneguhkan eksistensi LSPR dalam bidang penelitian. LSPR merupakan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) terkemuka yang mengambil peran strategis dalam mitigasi COVID-19 di Indonesia”, tutur Rektor LSPR Communication & Business Institute Dr. Andre Ikhsano.

Diketahui bahwa LSPR merupakan salah satu PTS terbaik diIndonesia dalam menyelenggarakan
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kampus. Kini, LSPR juga unggul dalam menyajikan program
pendidikan melalui sistem online selama masa pandemik berlangsung.

Hal tersebut dituangkan sebagai konsep LSPR OMNI. Konsep ini menjadi acuan seluruh sivitas akademika dalam menjaga
keberlangsungan kegiatan LSPR yang berkualitas. “LSPR OMNI kami maksudkan sebagai prinsip
dasar pengelolaan kegiatan akademik dan non akademik di LSPR, baik secara offline maupun
online. LSPR telah diakui unggul secara offline (baca: KBM di kampus), dan kami juga tetap
mempertahankannya pada saat KBM beralih ke sistem online”, ujar Founder & CEO LSPR Communication & Business Institute Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR.

Seluruh fasilitas layanan kampus juga bermigrasi menjadi online, seperti layanan akademik, biro
thesis, Career Centre, dan Student Service. Kegiatan non-akademik, seperti LSPR Club tetap dilaksanakan melalui webinar, hotline, e-mail, Zoom dan Hangout Meeting, hingga WhatsApp Call/Video Call. Disamping itu, LSPR juga melakukan penyemprotan cairan disinfektan di area kampus.

Tersedia pula sterilizer room dengan menggunakan cairan sabun antiseptik, melakukan
pengecekan suhu, dan penyediaan hand sanitizer serta sabun mencuci tangan. “Layanan
konsultasi untuk mahasiswa seperti Student Guidance Office dan juga layanan psikolog, juga
tetap beroperasi secara online. Kami menilai ini sangat penting di tengah pandemik untuk
memperhatikan kesehatan fisik dan mental”, pungkas Prita.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Akhiri Polemik, IHW Minta Pemerintah Stop Impor Nampan MBG Tercemar Minyak Babi

18 September 2025 - 20:12 WIB

Menghadapi Dilema Etika dalam Kepemimpinan

18 September 2025 - 19:09 WIB

Mahasiswa Harus Aktif dalam Berbagai Peran di Masyarakat

18 September 2025 - 18:07 WIB

Populer DAERAH