Menu

Mode Gelap
KPA Desak Pembentukan Badan Pelaksana Reforma Agraria HTN 2025, Partai Buruh Desak Pelaksanaan Reforma Agraria Sejati IKN Jadi Ibu Kota Politik: Pemerataan atau Sekadar Perpindahan Fisik? Rupiah Kamis Melemah Harga Emas Antam Kamis Turun Tipis IHSG BEI Kamis Menguat

PENDIDIKAN

Cara Menghadapi Komunikasi Krisis di Media Sosial Menurut Pakar

badge-check


					Ilustrasi Sosial Media / Freepik Perbesar

Ilustrasi Sosial Media / Freepik

JAKARTA, INAnewsPerkembangan teknologi komunikasi dan digitalisasi media membuat industri komunikasi digital semakin kreatif dan inovatif serta dibutuhkan masyarakat ini. Tren penelitian komunikasi digital sedang naik dan populer saat ini, salah satunya penelitian Media Sosial.

Hal ini dibuktikan dengan banyak peneliti komunikasi di seluruh dunia melakukan penelitian dan publikasi di jurnal internasional membahas Media Sosial. Seperti (Martins, 2022), (Squires, 2022), (Jernigan, 2020), (Isaac Kofi Nti; Adebayo Felix Adekoya; Michael Opoku; Peter Nimbe, 2020), (Enilda Romero-Hall; Erika Petersen; Renata Sindicic; Linlin Li, 2020), (Stephan Längle, 2019) (Stephan Längle, 2019), (Al-Ghafri et al., 2016), (Sajane & Gaikwad, 2022), (Wilantika & Wibisono, 2021), (Akbar et al., 2021), (Ryanto Budiana et al., 2016) dan (Fajriyah et al., 2020) Membahas Media Sosial membantu dalam kegiatan belajar mengajar, kepemimpinan, feminisme, bisnis, kesehatan, informasi pandemi COVID-19, evaluasi Pemerintah Daerah, Penanganan Pandemi Covid-19 dan Budaya pop.

Kita lanjutkan pembahasan kita terkait komunikasi krisis pada media sosial sebelumnya. Kemudian mesti dibagikan sebuah peristiwa yang sifatnya insiden (kecelakaan) dengan krisis. Insiden biasanya bersifat lokal dan hanya memengaruhi satu bagian saja. Misalnya adanya penghentian pasokan produk karena kecelakaan mobil pengangkut.

Insiden ini walau juga tidak diharapkan hanya terjadi pada unit distribusi saja dan dapat segera dicarikan solusi dengan pengiriman ulang. Tidak ada insiden yang terjadi menganggu nama institusi secara lebih luas dan viral di media sosial. Sementara krisis memungkinkan adanya efek negatif dan luaran yang tidak diharapkan.

Terkait dengan medium, munculnya internet dan terlebih lagi media sosial memberikan situasi yang berbeda di bandingkan media massa tradisional. Sifat media sosial yang memiliki jaringan dan pengguna yang lebih banyak dan konten tersebar secara global menyebabkan situasi krisis bisa menyebabkan institusi menjadi lebih intan terhadap menurunnya kepercayaan public. Juga media sosial memiliki khalayak (pengguna) aktif dibandingkan media massa tradisional yang pasif dan dianggap menerima konten informasi.

Perbandingan sekaligus kekuatan media sosial dibandingkan media massa tradisional memberikan lingkungan yang berbeda; dalam konteks komunikasi krisis bisa memberikan dampak dan pengaruh terhadap institusi. Ruang dan durasi terbatas yang dimiliki oleh media massa tradisional menyebabkan guliran isu terkait krisis yang dialami institusi juga memiliki kebatasan dan waktu tertentu.

Di media sosial, dengan keaktifan dan akses dengan waktu kapan pun dan lokasi di mana pun, ruang untuk isu menjadi lebih luas dan mengglobal. Juga, karakter database atau penyimpanan konten menyebabkan media sosial seolah-olah menjadi gudang terbuka yang bisa diakses kapan pun. Meski sumber pertama konten di akun media sosial tertentu, misalnya, sudah menghilang, namun akan dapat dengan mudah ditemui duplikasi-duplikasi konten di akun media sosial lainnya.

Jurnalis media massa juga pada akhirnya menggunakan media sosial dalam aktivitas jurnalismenya (Jordan-Meier, 2011: 23-24). Beragam perangkat maupun platform di media sosial yang dapat dimanfaatkan oleh jurnalis maupun perusahaan media; tidak sekadar dalam pekerjaan mencari berita, namun media sosial menjadi saluran pertama untuk menyebarkan kutipan peristiwa sebelum akhirnya diolah menjadi berita dan dipublikasikan di saluran media massa sebagai produk utama.

Hallahan (dalam Heath & O’Hair, 2009: 412-413) menegaskan bahwa komunikasi krisis yang terjadi di media digital tidak sekadar medium atau saluran baru dalam krisis, melainkan juga memunculkan bentuk, respons, manajemen, maupun aktivitas evaluasi yang juga berbeda dalam penanganan krisis.

Karena itu, diperlukan sumber daya manusia yang tidak hanya memahami komunikasi dalam konteks kehumasan, melainkan juga pemahaman terhadap teknologi, platform, bahkan algoritma untuk mengetahui lingkungan media digital. Juga, berbeda dengan krisis yang terjadi dan melibatkan media massa tradisional, di media sosial sebagai contoh penyebaran konten dapat dengan jelas diketahui secara jumlah berapa yang telah mengakses, waktu saat mengakses, jumlah yang memberikan komentar sampai menyebarkan konten, dan bagaimana mesin pencarian membuat daftar hasil pencarian konten terkait krisis yang terjadi. (Rulli Nasrullah, 2021) .

Mari bersama penulis mengajak pembaca untuk semangat menggunakan media sosial dengan baik dan cerdas dalam komunikasi krisis untuk Indonesia yang lebih baik ke depannya.

Penulis:
Saktisyahputra, S.I.Kom., M.I.Kom
Dosen Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI
Pembicara Internasional
Penulis 19 Buku
www.saktisyahputra.com

References

Akbar, G. G., Kurniadi, D., & Nurliawati, N. (2021). Content Analysis of Social Media: Public and Government Response to COVID-19 Pandemic in Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 25(1), 16–31. https://doi.org/10.22146/jsp.56488

Al-Ghafri, R. K., Al-Badi, A. H., & Al-Ghafri, K. (2016). Users’ Activities on Social Media as indicators of Self-Esteem: a Case Study in Oman. Journal of Internet Social Networking & Virtual Communities, 2016. https://doi.org/10.5171/2016.747714

Enilda Romero-Hall; Erika Petersen; Renata Sindicic; Linlin Li. (2020). Most versus least used social media: undergraduate students’ preferences, participation, lurking, and motivational factors. International Journal of Social Media and Interactive Learning Environments, 6(3), 244–266. https://doi.org/10.1504/IJSMILE.2020.10031270

Fajriyah, F., Antoni, D., & Akbar, M. (2020). Faktor – Faktor Peranan Penggunaan Social Media E-Government: Studi Kasus Pemerintah Kota Prabumulih. Jurnal Nasional Ilmu Komputer, 1(1), 1–11. https://doi.org/10.47747/jurnalnik.v1i1.55

Isaac Kofi Nti; Adebayo Felix Adekoya; Michael Opoku; Peter Nimbe. (2020). Synchronising social media into teaching and learning settings at tertiary education. International Journal of Social Media and Interactive Learning Environments, 6(3), 230–243.

Jernigan, S. (2020). How to change the world: the relationship between social media and social change in the classroom. International Journal of Social Media and Interactive Learning Environments, 6(3), 169–180.

Kenneth Nwanua Ohei. (2019). Integration of social media technologies and applications to serve as blended approaches to traditional teaching and learning method: a case study of South African universities. International Journal of Social Media and Interactive Learning Environments, 6(2), 150–167. https://doi.org/10.1504/IJSMILE.2019.10023644

Martins, A. (2022). Feminism, Leadership, and Social Media: The Feminists From the Nigerian #EndSARS Protests. International Journal of Social Media and Online Communities (IJSMOC), 14(2), 18.

Rulli Nasrullah. (2021). Manajemen Komunikasi Digital Perencanaan, Aktivitas dan Evaluasi. PrenadaMedia.

Ryanto Budiana, H., Sjoraida, F., Mariana, D., & Priyatna, C. (2016). Proceeding of The 3 rd Conference on Communication, Culture and Media Studies The Use of Social Media by Bandung City Government in Increasing Public Participation. August, 63–70.

Sajane, S., & Gaikwad, H. (2022). Research on the Impact of Social Media on Business/Startups. International Journal of Entrepreneurship & Technopreneur (INJETECH), 2, 13–22.

Squires, A. P. L. R. L. (2022). Examining social media in the online classroom: postsecondary students’ Twitter use and motivations. International Journal of Social Media and Interactive Learning Environments, 6(4).

Stephan Längle. (2019). Star Wars science on social media! Using pop culture to improve STEM skills. International Journal of Social Media and Interactive Learning Environments, 6(2), 137–149. https://doi.org/10.1504/IJSMILE.2019.10023643

Wilantika, N., & Wibisono, S. B. (2021). Evaluating the quality of public services through social media. Asian Journal for Public Opinion Research, 9(3), 240–265. https://doi.org/10.15206/ajpor.2021.9.3.240

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Akhiri Polemik, IHW Minta Pemerintah Stop Impor Nampan MBG Tercemar Minyak Babi

18 September 2025 - 20:12 WIB

Menghadapi Dilema Etika dalam Kepemimpinan

18 September 2025 - 19:09 WIB

Mahasiswa Harus Aktif dalam Berbagai Peran di Masyarakat

18 September 2025 - 18:07 WIB

Populer DAERAH