INAnews.co.id, Tangerang Selatan – Budaya daerah sudah semestinya dijaga dan dilestarikan, terlebih bangsa Indonesia yang memiliki beragam suku dan budaya yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Demikian halnya, warga masyarakat suku Karo yang memiliki tradisi tahunan yang disebut “Kerja Tahun” atau bahasa daerahnya “Merdang Merdem” sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yanga Maha Esa atas hasil panen selama setahun.
Bagi masyarakat Karo, Pesta Kerja Tahun merupakan tradisi tahunan yang sangat dinantikan, termasuk warga Karo yang tidak bisa kembali ke Kampung halaman dengan menggelar pesta tahunan di perantauan.
Inilah yang dilaksanakan warga Suku Karo dari Desa Bunuraya, Kab Karo yang tinggal di perantauan khususnya di wilayah Kota Tangerang Selatan dengan menggelar “Pesta Kerja Tahun Desa Bunuraya“ di Terminal Roksi, Kel Ciputat, Kec Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu malam (26/08/2023) kemarin.

Dikatakan salah satu warga Karo, Nimpan Tarigan, bahwa pesta Kerja Tahun Desa Bunuraya yang kami selenggarakan merupakan ucapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas hasil panen di Kampung halaman dalam setahun.
“Kami masyarakat Karo, pelaksanan Pesta Kerja Tahun atau Merdang Merdem merupakan tradisi tahunan yang sangat dinantikan. Karena itu, kami khususnya warga Karo yang berasal dari Desa Bunuraya dan tinggal di perantauan turut merayakan rasa syukur tersebut dengan menggelar Pesta Tahunan ini.” ujarnya.
Sementara itu, salah satu tokoh masyarakat St Jon Piter Hutapea,SE yang hadir di acara itu mengatakan, ini wujud menjaga kelestarian budaya daerah dan kerja tahun ini harus dijaga kelestariannya karena salah satu kekayaan budaya yang ada di Indonesia.

- “Ini sangat bagus karena tradisi Pesta Kerja Tahun juga mempererat tali silaturahmi karena disaat seperti ini mereka saling bertemu sapa sehingga mempererat rasa persaudaraan terutama di tanah perantauan,” ujarnya.
Hal senada diutarakan Fredy Siswanto Gurusinga,SH bahwa, sebagai warga masyarakat Karo, kegiatan pesta tahunan adalah budaya yang sudah menjadi tradisi di Kampung halaman di Tanah Karo dalam mensyukuri hasil panen yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada masyarakat karo yang mayoritas bercocok tanam.
“Kami merasa bangga ternyata kita yang ada di perantauan khususnya warga Desa Bunuraya tetap menjalankan budaya meskipun di perantauan,” jelasnya.
Hal senada disampaikan Andre Sandy Nainggolan tokoh muda energik, menurutnya, Pesta Kerja Tahun, dulunya dilakukan setelah masa tanam padi berakhir, sehingga selain mengucap syukur, masyarakat Karo juga mendoakan tanaman yang ditanam agar dapat tumbuh dengan baik dan memberikan hasil yang baik.
“Banyak hal positif yang dilihat dari pelaksanaan Pesta Kerja Tahun ini, seperti disampaikan, selain menjaga kelestarian budaya, juga ajang silaturahmi serta melepas rasa rindu terhadap kampung halaman karena kita tinggal di perantauan.” ungkapnya.
Dikatakannya, seperti diketahui saudara kita dari Suku Karo mayoritas masyarakatnya tinggal di Kabupaten Karo dan tidak terlepas dari aktivitas pertanian. Karena itu, pelaksanaan pesta Kerja Tahun selain sebagai ucapan syukur, terselip doa dan harapan agar hasil pertanian selama setahun ke depan kembali sukses.
“Kita tahu bahwa Kabupaten Karo dikenal dengan kegiatan budayanya yang kental, salah satunya adalah kerja tahun. Meskipun di tanah perantauan warga Karo yang tinggal di Kota Tangerang Selatan masih tetap menjaga dan melestarikan budayanya dengan baik. Ini tentunya sangat kita apresiasi,” pungkasnya.
Terlihat hadir di acara itu, Sekjen DPD HMKI Prov Banten Fredy Siswanto Gurusinga,SH, tokoh masyarakat Jhon Piter Hutapea dan Tokoh muda Nainggolan, Wakil Ketua II DPC HMKI Tangsel Stefanus Tarigan, Sekretaris AS Lingga, dan para jajaran pengurus DPC HMKI Tangsel, serta Warga Masyarakat Desa Bunuraya dan undangan ±80 orang. (MN/Lg)






