Menu

Mode Gelap
Program Studi Hubungan Internasional Universitas Moestopo Jajaki Kerja Sama Akademik dengan Kedutaan Besar Ekuador Persatuan Guru Besar Indonesia Bentuk Satgas Lingkungan Berkelanjutan Komitmen Perlindungan HAM Perempuan Belum Prioritas Utama Pemerintahan Prabowo Pengamat: Kritik Kebijakan Boleh, Serang Personal Bisa Berurusan Hukum Terima Upeti Rp30 Juta, Anggota DPRD Bolsel Tantang Wartawan, Malah Kicep Saat Diperlihatkan Bukti, Masyarakat Geram, NasDem & PDIP Diminta PAW Pemkab Taliabu Luncurkan Program Tamasya Merdeka

EKONOMI

Mendagri Bicara Penyusunan Kebijakan yang Mesti Berdasarkan Teori dan Data

badge-check


					Foto: Tito Karnavian (Mendagri RI), dok. Kemendagri Perbesar

Foto: Tito Karnavian (Mendagri RI), dok. Kemendagri

INAnews.co.id, Jakarta– Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan, penyusunan kebijakan harus berdasarkan teori dan data. Menurutnya, kebijakan tanpa didukung teori yang kuat hasilnya hanya akan mengandalkan keberuntungan.

“Yang benar adalah making policy based on strong theory, setiap pembuatan kebijakan harus didasarkan kepada teori, maknanya di sini dalam konteks data dan statistik,” ujar Mendagri pada Acara Puncak Peringatan Hari Statistik Nasional Tahun 2024 di Jakarta, dalam keterangan tertulis, Kamis (26/9/2024).

Mendagri menjelaskan bahwa statistik berperan penting dalam pembuatan kebijakan. Teori yang mendasari kebijakan harus melalui proses pengumpulan dan analisis data, sehingga statistik menjadi alat utama.

Ia juga berbagi pengalaman dalam menangani inflasi yang menggunakan data sebagai acuan. Saat itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan untuk menangani inflasi yang terbilang tinggi.

Dalam teori ekonomi, inflasi biasanya diatasi melalui instrumen suku bunga dan nilai tukar mata uang. Namun, Presiden Jokowi mengusulkan pendekatan baru yang berbasis data dari Badan Pusat Statistik (BPS), mirip dengan penanganan pandemi Covid-19.

“Covid itu belum ada yang punya rumus real [ilmu penanganannya] di negara mana pun juga,” jelas Mendagri.

Lebih lanjut, Mendagri mengucapkan terima kasih kepada BPS yang berperan besar dalam menjaga stabilitas inflasi Indonesia, yang saat ini terjaga di angka 2,1 persen dan menjadi salah satu yang terendah di dunia.

Menurutnya, kerja sama antara pemerintah pusat dan daerah, serta intervensi dari berbagai kementerian/lembaga seperti Badan Urusan Logistik (Bulog), Kementerian Pertanian (Kementan), dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) sangat berperan dalam mengendalikan inflasi di daerah.

Pada kesempatan tersebut, Mendagri juga turut menyerahkan penghargaan Anindhita Wistara Data Tahun 2024 kepada beberapa provinsi, kabupaten, dan kota.

Beberapa penerima penghargaan itu di antaranya Provinsi DKI Jakarta, Bali, dan D.I. Yogyakarta untuk tingkat provinsi kategori terbaik. Kemudian untuk tingkat kabupaten terbaik, yakni Kabupaten Tangerang, Sumedang, dan Bantul. Sementara penghargaan di tingkat kota terbaik, yaitu Kota Magelang, Malang, dan Tangerang.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Komitmen Perlindungan HAM Perempuan Belum Prioritas Utama Pemerintahan Prabowo

24 Oktober 2025 - 18:19 WIB

Pengamat: Kritik Kebijakan Boleh, Serang Personal Bisa Berurusan Hukum

24 Oktober 2025 - 18:16 WIB

Rapor Merah untuk Menaker

23 Oktober 2025 - 22:16 WIB

Populer NASIONAL