Menu

Mode Gelap
Ketum DDII Sebut Kasus Pemberitaan Trans7 Bawa Pesantren Bentuk “Penzaliman” Emiten Properti PURI Raih Investor Strategis China lewat Right Issue Rp250 Miliar Kekecewaan PPP kepada Jokowi Jelang Pemilu 2024 Diungkap Mardiono Kepuasan Publik Melalui Survei terhadap Kinerja Gibran Dinilai Mengada-ada Rupiah Rabu Melemah IHSG BEI Rabu Melemah

BUDAYA

Art Jakarta, Tiga Seniman Suguhkan Karya Menarik Kepada Pengunjung

badge-check


					Art Jakarta, Tiga Seniman Suguhkan Karya Menarik Kepada Pengunjung Perbesar

INAnews.co.id, Jakarta – Art Jakarta pameran seni yang berlangsung selama tiga hari.

Acara digelar mulai 4 hingga 6 Oktober 2024,  menjadi ajang bertemunya berbagai seniman dari Indonesia dan mancanegara untuk menampilkan karya-karya terbaik mereka.

Art Jakarta kembali sukses menyuguhkan eksplorasi visual yang mendalam dan memukau pengunjung.

Salah satu aspek yang menarik dari pameran kali ini adalah bagaimana setiap seniman, dengan medium dan perspektif yang berbeda, menampilkan karya yang merefleksikan hubungan manusia dengan alam dan imajinasi.

Pameran seni Art Jakarta 2024 kali ini menghadirkan sejumlah karya yang menggugah pemikiran pengunjung.

Salah satu karya yang menjadi pusat perhatian adalah “White Painting Series” karya Eugene Kangawa, seniman kontemporer yang dikenal dengan pendekatan interaktif dalam seni.

Karya ini mengundang partisipasi pengunjung, menjadikan mereka bukan sekadar penonton, tetapi juga bagian integral dari penciptaan seni itu sendiri.

“White Painting Series” pertama kali diluncurkan oleh Eugene pada tahun 2017 dan sejak itu telah ditampilkan di berbagai belahan dunia, termasuk Amerika Serikat, Meksiko, Italia, dan Tiongkok.

Setiap kanvas dalam “White Painting Series” memiliki keistimewaan tersendiri.

Nama-nama orang yang telah berpartisipasi dicatat sebagai bagian dari karya, menjadikan setiap kanvas sebagai dokumentasi keintiman, memori, dan hubungan manusia dengan seni.

“White Painting Series adalah tentang interaksi manusia. Ini bukan hanya tentang apa yang terlihat di kanvas, tetapi juga tentang momen yang diciptakan dan dihidupi oleh setiap orang yang berpartisipasi,” ujar Eugene saat pembukaan pamerannya di Art Jakarta 2024, Jumat 5 Oktober 2024.

Pameran ini juga menjadi pengantar bagi Eugene menjelang pembukaan Museum Eugene di Bali pada tahun 2026.

Museum tersebut direncanakan akan menjadi tempat di mana karya-karya interaktif seperti “White Painting Series” akan dipamerkan secara permanen, menawarkan platform bagi publik untuk terus berinteraksi dan berkontribusi dalam seni yang terus berkembang.

Selain itu di Art Jakarta ada hal menarik lainnya, kembali menghadirkan sejumlah seniman yang memikat, dengan salah satu daya tarik utamanya adalah kolaborasi dua seniman berbakat, Mulyana dan Yudi Sulistyo.

Kedua seniman ini menyuguhkan karya yang menciptakan dialog menarik antara imajinasi, alam, dan material sederhana.

Mulyana, yang dikenal dengan seni rajut bertema bawah laut, dan Yudi Sulistyo, dengan keahliannya dalam membuat kapal dari kertas, bersatu dalam satu kolaborasi yang tidak terduga, membawa tema maritim ke dalam ruang pameran seni kontemporer terbesar di Indonesia.

Mulyana, seorang seniman yang telah dikenal dengan karya-karyanya yang menggunakan bahan rajutan untuk menciptakan instalasi besar yang merepresentasikan alam bawah laut.

Di Art Jakarta 2024, Mulyana kembali menampilkan keindahan terumbu karang melalui karya-karya rajutan yang rumit dan detail. Instalasi tersebut menggambarkan ekosistem bawah laut.

“Karya ini terbuat dari sisa benang pabrik di Bandung. Saya ingin menggunakan bahan yang ramah lingkungan dan memanfaatkan apa yang tersedia di sekitar kita. Kami membutuhkan ribuan gulungan benang untuk membuat instalasi ini,” ujar Mulyana, menjelaskan tentang proses kreatif di balik karyanya.

Instalasi ini tidak hanya menjadi bentuk ekspresi estetika, tetapi juga mengandung makna mendalam tentang kelestarian alam.

Dengan melibatkan 30 orang yang membantunya selama enam bulan proses pengerjaan.

Mulyana berhasil menciptakan dua pulau rajutan setiap bulan. Karya ini menghidupkan kembali visualisasi karang laut, lengkap dengan perahu yang menjadi bagian dari ekosistem laut tersebut.

Sementara itu, Yudi Sulistyo, seniman yang dikenal dengan instalasi kapalnya yang terbuat dari kertas, memberikan sentuhan berbeda pada tema maritim di Art Jakarta 2024.

Yudi mengambil inspirasi dari imajinasi liar anak-anak yang sering bermain dengan kapal kertas kecil, dan mengubahnya menjadi karya seni dalam skala besar.

“Bagi saya, seni adalah bermain. Pembuatan kapal kertas ini mengingatkan saya pada masa kecil, di mana seni tidak menjadi beban atau pekerjaan, melainkan sesuatu yang menyenangkan,” kata Yudi sulistyo

Proses pembuatan kapal ini memakan waktu dua setengah bulan, dibantu oleh empat orang. Meskipun terbuat dari kertas, kapal Yudi memiliki struktur yang kokoh berkat penggunaan cat khusus yang biasa digunakan untuk mobil atau motor.

Selain itu, Yudi menggunakan lem korea, yang dikenal lebih cepat kering, untuk memastikan bahwa kapal tetap kuat dan tahan lama.

“Saya ingin menunjukkan bahwa seni tidak harus mahal. Dengan bahan sederhana seperti kertas, kita bisa menciptakan sesuatu yang besar dan bermakna,” tambahnya.

Kolaborasi antara Mulyana dan Yudi Sulistyo di Art Jakarta 2024 menciptakan harmoni visual yang unik dan mengejutkan.

Mulyana, dengan rajutannya yang menggambarkan dunia bawah laut, dan Yudi, dengan kapal kertasnya yang besar, berhasil menghubungkan dua dunia yang berbeda alam dan imajinasi manusia.

Karya mereka saling melengkapi, dengan kapal Yudi yang tampak seolah-olah melayang di atas perairan rajutan Mulyana.

Perpaduan dua medium yang berbeda benang rajut dan kertas menghadirkan pesan yang lebih luas tentang kreativitas dan keberlanjutan.

Mulyana menggunakan bahan-bahan sisa, sedangkan Yudi memilih kertas sebagai medium utama, menunjukkan bahwa seni dapat lahir dari bahan sederhana dan ramah lingkungan.

Kedua seniman ini menekankan bahwa seni tidak selalu membutuhkan material yang mahal atau mewah justru dengan kreativitas, material sederhana bisa diubah menjadi karya luar biasa.

 

 

Reporter : Dony , Kevin

Editor : Helmi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Fadli Zon Kunjungi Museum Bersejarah Pendaratan Soekarno: Kedaulatan Bukan Pemberian Belanda

15 Oktober 2025 - 18:46 WIB

STQH Nasional 2025 Hadirkan Pameran Kaligrafi dari 50 Negara

13 Oktober 2025 - 11:09 WIB

Mahasiswa Fakultas Hukum UNTAR Apresiasi Pemberian Beasiswa kepada Driver Ojol

4 Oktober 2025 - 20:15 WIB

Populer SOSDIKBUD