Samarinda – Isran Noor dikenal sebagai tokoh yang memiliki kecintaan besar terhadap lingkungan di Kalimantan Timur. Komitmennya tercermin dalam berbagai program pelestarian lingkungan, termasuk dukungan terhadap upaya konservasi hutan dan Program Carbon Fund yang bertujuan menekan emisi karbon dari degradasi hutan.
Isran percaya bahwa menjaga kelestarian alam adalah bagian dari tanggung jawab moral dan strategi jangka panjang dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan.
Melalui kontribusinya dalam pelestarian ekosistem, Isran mengajak masyarakat Kaltim untuk turut menjaga dan melindungi kekayaan alam demi kesejahteraan bersama.
Sebagai Calon Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor pun bertemu dengan komunitas Pemuda Konservasi di Kelurahan Kampung Baru Tengah, Penajam Paser Utara (PPU).
Pertemuan ini menjadi kesempatan bagi warga, khususnya pemuda, untuk berdiskusi mengenai kebutuhan pelestarian lingkungan, terutama ekosistem laut yang vital bagi kehidupan dan ekonomi lokal.
Ketua Pemuda Konservasi, Herman, menjelaskan bahwa komunitas ini dibentuk oleh warga setempat yang sebagian besar berprofesi sebagai nelayan.
Telah berdiri selama lebih dari satu dekade, komunitas Pemuda Konservasi aktif menjaga ekosistem laut dengan berbagai kegiatan, seperti penanaman mangrove dan rehabilitasi terumbu karang.
Herman berharap adanya dukungan pemerintah dalam memperluas usaha konservasi ini karena ekosistem laut yang terjaga akan berdampak positif pada kehidupan masyarakat yang mengandalkan hasil laut.
“Kami juga berencana mengembangkan wisata diving yang dikombinasikan dengan kegiatan penanaman terumbu karang di kawasan ini. Kami tentu berharap ada dukungan berupa alat-alat yang dapat membantu pelestarian terumbu karang,” kata Herman dengan optimisme.
Sebagai bentuk dukungannya, Isran menuliskan pesan khusus di meja transplantasi bibit terumbu karang yang akan ditempatkan di wilayah laut sekitar Kampung Baru Tengah. Ia menegaskan bahwa konservasi lingkungan adalah bagian dari pembangunan berkelanjutan yang manfaatnya akan dirasakan langsung oleh warga.
“Upaya pelestarian ini akan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar,” ujar Isran.
Kepedulian Isran terhadap ekosistem mangrove telah lama dikenal, terutama melalui perannya dalam Program Carbon Fund di Kalimantan Timur.
Program ini berfokus pada pengurangan emisi karbon melalui skema insentif berbasis kinerja, yang dikelola oleh Forest Carbon Partnership Facility (FCPF) di bawah naungan Bank Dunia.
Melalui dedikasi dan negosiasi yang panjang, Kalimantan Timur menjadi provinsi pertama di Asia Tenggara yang menerima kompensasi karbon senilai Rp375 miliar.
Saat menjabat sebagai gubernur, Isran Noor memainkan peran penting dalam mengamankan kompensasi ini, dengan memimpin tim negosiasi Kaltim dan Pemerintah Indonesia dalam pertemuan intensif dua hari di Washington DC pada Mei 2023. Hasilnya, setiap satu juta ton pengurangan emisi CO2e akan dihargai oleh Carbon Fund, menambah pendapatan provinsi melalui hasil konservasi.
Dana kompensasi ini adalah bukti bahwa upaya Kaltim dalam mengurangi emisi gas rumah kaca mendapat pengakuan di tingkat internasional, dengan pembayaran tahap pertama sebesar 20,9 juta dolar AS sebagai insentif atas penurunan emisi yang signifikan.
“Program pengurangan emisi melalui Forest Carbon Partnership Facility-Carbon Fund adalah langkah menuju ekonomi hijau untuk mewujudkan transformasi ekonomi yang berkelanjutan di Kalimantan Timur,” ujar Isran Noor.
Keterlibatan Isran dalam berbagai kegiatan konservasi ini menginspirasi pemuda Kaltim untuk menjaga kelestarian alam sekaligus membuka peluang ekonomi berbasis lingkungan yang berkelanjutan.
Dengan dukungan pemerintah, inisiatif seperti Pemuda Konservasi memiliki potensi besar untuk mengembangkan ekowisata dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kalimantan Timur.