INAnews.co.id, Jakarta – Usai tampil di Osaka Kansai International Art Festival pada Juli 2025, J+ Art Awards 2025 (J+AA 2025) mengumumkan kolaborasinya dengan Art and Bali 2025.
Pada September ini, Art and Bali 2025 akan menghadirkan seniman, galeri, kolektor, dan pengunjung dari berbagai negara untuk berdialog dengan lanskap, komunitas, dan semangat kreatif Bali.
Mengusung tema “Bridging Dichotomies”, pameran ini mengajak publik menyaksikan bagaimana hal-hal yang tampak berlawanan lama dan baru, buatan tangan dan digital, manusia dan mesin dapat hidup berdampingan dan berbicara dalam bahasa seni yang sama.
Sebagai salah satu pameran utama, Terra Nexus akan hadir pada 12 September sampai 5 Oktober 2025 di Nuanu Creative City, dibuka bersamaan dengan Art and Bali (12–14 September 2025).
Pameran ini menelusuri hubungan yang terus berkembang antara teknologi, ekologi, dan ingatan budaya. Dirancang sebagai sebuah sistem hidup.
Terra Nexus mengajak para seniman berinteraksi dengan Bumi sebagai kanvas sekaligus kolaborator ruang di mana kearifan lokal berpadu dengan pengetahuan masa depan.
Melalui instalasi imersif, lanskap yang diperluas, dan antarmuka spekulatif, pameran ini menenun ingatan leluhur, sistem lingkungan, dan kecerdasan mesin, menghadirkan ruang multidimensi tempat seni, alam, manusia, dan teknologi.
Di tahun keduanya, J+ Art Awards tampil sebagai wadah yang mengangkat seni, budaya, dan inovasi Indonesia ke panggung dunia.
Diinisiasi oleh Connected Art Platform, kompetisi ini membuka ruang visibilitas dan kesempatan bagi para seniman. Edisi 2025 hadir dengan tema “Living Lines”, yang merayakan pertemuan antara seni, ekologi, dan inovasi budaya.
Tahun ini, J+ Art Awards memberikan penghargaan kepada para kreator yang praktiknya merefleksikan esensi hidup planet kita dan budaya.
TERRA NEXUS, bagian seni media baru dari Art & Bali. Namanya merefleksikan misinya: “Terra” bermakna Bumi, menegaskan keterhubungan kita dengan planet ini, sementara “Nexus” bermakna jejaring, menyoroti hubungan antara budaya, alam, dan inovasi.
Sebagai bagian dari kolaborasi J+ Art Awards 2025 x Art and Bali, TERRA NEXUS dengan bangga memperkenalkan seniman-seniman pilihan hasil kurasi mitra program Art and Bali.
Tahun ini, penghargaan diberikan kepada Geddi Jaddi Membummi, I Made Teler, dan Susur Galur Collective.
Karya mereka mencerminkan nilai-nilai inti pameran ini memadukan kesadaran ekologis, warisan budaya, dan kreativitas kontemporer, dengan perspektif baru.
Dengan membawa suara seni Indonesia ke percakapan global, partisipasi mereka menjadi wujud komitmen bersama J+ Art Awards dan Art and Bali untuk terus menempatkan Indonesia di garis depan lanskap seni internasional.
Pameran ini menghadirkan 30 seniman dari 6 negara, Indonesia, Malaysia, Italia, Polandia,Jepang, dan Swiss dengan karya yang berakar dan bergerak di empat tema besar, isu lingkungan, tradisi dan globalisasi, perjalanan serta pemikiran holistik, hingga respons terhadap isu-isu terkini.
Dhanny “Danot” Sanjaya, Jana Schafroth, Dr. Justyna Gorowska, Mukhamad Aji Prasetyo, Rakhmi Fitriani, Susur Galur Collective, dan Widi Pangestu menggali isu hubungan ekologis dan keberlanjutan.
I Made Teler, MIVUBI, Nasirun, Roger Ng Wei Lun, Tulola Jewelry, Utami A.Ishii, dan Wisnu Ajitama menyajikan kearifan lokal dalam perspektif baru menuju masa depan digital. Alodia Yap, Awang Behartawan, Dadi Setiyadi, GeddiJaddi Membummi, Iroha Ozaki, Ivan Sagita, Notanlab, Nus Salomo, Satya Cipta, dan Sekar Puti Sidhiawati mengeksplorasi spiritualitas dan
<span;>cara pandang holistik lewat karya-karyanya.
Sementara itu, Budi Ubrux, Goenawan Mohamad, Heri Dono, Popomangun, Valerio Vincenzo, dan Yessiow mengangkat realitas sosial masa kini dengan pandangan tajam terhadap budaya, politik, dan perubahan dunia.
Meskipun terpisah dalam tema, praktik mereka justru saling bersambung, menghadirkan seni sebagai titik temu ekologi, warisan, pencarian makna, dan kehidupan masa kini untuk membayangkan masa depan bersama.






