INAnews.co.id, Jakarta– Rencana kehadiran atlet senam dari Israel untuk mengikuti kejuaraan dunia di Jakarta menuai kritik pedas dan desakan kuat agar segera ditolak. Ketua PP Muhammadiyah sekaligus Pengamat Sosial Ekonomi dan Keagamaan, Anwar Abbas, menegaskan bahwa pemberian izin bagi atlet Israel untuk bertanding di Indonesia tidak hanya melukai hati rakyat, tetapi juga bertentangan dengan amanat dan semangat konstitusi negara yang anti-penjajahan.
Dalam pernyataan yang disampaikan kepada media, Rabu, Anwar Abbas dengan tegas menyatakan bahwa masalah baru muncul jika pemerintah Indonesia memberikan izin resmi kepada atlet tersebut. Menurutnya, mustahil Indonesia, yang dikenal menjunjung tinggi nilai-nilai perikemanusiaan dan perikeadilan serta tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, menerima kehadiran perwakilan resmi dari negara yang ia sebut sebagai “negara penjajah.”
“Bagaimana kita bisa menerima kehadiran atlet yang merupakan utusan resmi dari negara Israel… untuk bertanding di negara kita yang dikenal anti penjajahan?” tanya Abbas, menyoroti kontradiksi antara prinsip dasar Indonesia dengan penerimaan perwakilan Israel.
Kritik tajam Abbas berfokus pada catatan buruk Israel terkait pelanggaran kemanusiaan, khususnya di Gaza. Ia memaparkan data mengejutkan: operasi militer Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam dua tahun terakhir di Gaza telah menewaskan sedikitnya 66.000 orang, belum termasuk jumlah yang sakit dan terluka.
Lebih lanjut, ia menyoroti dampak kerusakan infrastruktur: lebih dari 90 persen rumah di Gaza hancur atau rusak, menyebabkan sekitar 1,9 juta jiwa dari 2,1 juta penduduknya kehilangan tempat tinggal.
“Sementara Israel… adalah negara yang dikenal oleh dunia sebagai negara penjajah dan negara yang sangat-sangat tidak menghargai serta tidak menghormati manusia dan nilai-nilai kemanusiaan,” tegasnya.
Anwar Abbas menekankan bahwa tidak ada alasan untuk “bermanis-manis” dan membangun hubungan olahraga dengan negara yang ditudingnya tega melakukan ethnic cleansing dan genosida. Ia menyimpulkan bahwa izin tanding bagi atlet Israel harus DITOLAK mutlak.
Selain melukai hati sebagian besar rakyat Indonesia, ia khawatir kehadiran atlet Israel justru akan mengundang kegaduhan di tengah kebutuhan mendesak akan persatuan, kesatuan, dan suasana aman tentram untuk pembangunan nasional.
“Kehadiran dari atlet Israel tersebut jelas akan mengundang kegaduhan di negeri ini padahal kita sekarang sedang membutuhkan persatuan dan kesatuan serta suasana aman tentram dan damai,” pungkas Anwar Abbas.
Desakan ini menempatkan pemerintah dan pihak penyelenggara kejuaraan dunia pada posisi sulit, di antara komitmen terhadap dunia olahraga dan konsistensi terhadap politik luar negeri yang selama ini mendukung penuh kemerdekaan Palestina.*