Menu

Mode Gelap
Analis Beberkan ‘Jejak Busuk’ dan Titik Rawan Korupsi di Proyek Whoosh Whoosh Pintu Masuk Bongkar Korupsi Jokowi Kritik Saut Situmorang untuk Pemerintahan Prabowo, Whoosh, dan Kinerja KPK Pemerintah Harus Berikan Roadmap Dan Kebijakan Yang Jelas Mengenai Produksi Alkes Dalam Negeri Akademisi Ini Tidak Lagi Percaya kepada KPK, Menyoal Whoosh Pelajaran Pahit Anggota Dewan yang Dikenai Kode Etik

BUDAYA

Fadli Zon Bela Pengusulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional

badge-check


					Foto: Fadli Zon/tangkapan layar Perbesar

Foto: Fadli Zon/tangkapan layar

INAnews.co.id, Jakarta– Menteri Kebudayaan Fadli Zon secara tegas membela pengusungan mantan Presiden Soeharto sebagai calon pahlawan nasional. Menanggapi kontroversi dan tudingan pelanggaran HAM berat, Fadli menyatakan tidak ada bukti yang menyatakan Soeharto sebagai pelaku genosida.

Pernyataan ini disampaikan usai ia melaporkan proses seleksi anugerah gelar pahlawan nasional kepada Presiden Prabowo Subianto, di Jakarta, Rabu (5/11/2025).

“Tidak pernah ada buktinya kan, enggak pernah terbukti pelaku genosida, apa enggak ada, saya kira enggak ada itu,” kata Fadli Zon menanggapi kritik yang muncul.

Ia menegaskan bahwa seluruh proses pengusulan, termasuk nama Soeharto, telah melalui tahapan yang panjang dan ilmiah. Menurutnya, nama Soeharto yang telah diusulkan berkali-kali itu dinyatakan memenuhi syarat dari setiap lapisan seleksi, mulai dari pemerintah daerah, tim peneliti di Kementerian Sosial, hingga Dewan Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan (GTK) yang dipimpinnya.

“Jadi memenuhi syarat dari bawah, dari beberapa layer itu sudah memenuhi syarat, enggak ada masalah, dan itu datangnya dari masyarakat juga,” ujarnya.

Fadli Zon mengemukakan sejumlah jasa Soeharto yang dianggap layak, terutama perannya sebagai komandan dalam Serangan Umum 1 Maret 1949. Ia menyebut peristiwa itu sebagai tonggak penting yang membantah klaim Belanda saat itu bahwa Republik Indonesia sudah tidak ada.

“Pemimpinnya sudah ditangkap, wilayah sudah dikuasai, rakyatnya sudah tunduk. tiba-tiba ada serangan ini. Salah satunya adalah serangan besar, serangan umum 1 Maret 1949,” paparnya.

Dari total 49 nama yang memenuhi syarat, Dewan GTK telah menyaringnya menjadi 24 nama prioritas yang akan diserahkan kepada Presiden Prabowo untuk keputusan akhir. Fadli mengakui bahwa tidak semua usulan yang masuk akan ditetapkan sebagai pahlawan nasional, dan jumlah finalnya sepenuhnya wewenang Presiden.

Selain Soeharto, Fadli juga menyebut nama tokoh buruh, Marsinah, termasuk dalam 49 nama yang memenuhi syarat. Ia menegaskan bahwa perjuangan Marsinah untuk hak-hak buruh juga dianggap memenuhi kriteria.

“Perjuangan buruh, perjuangan menginspirasi juga ya, yang saya kira soal perjuangan untuk kesejahteraan buruh, hak-hak buruh dan lain-lain,” jelasnya.

Dengan proses seleksi yang dinyatakan telah selesai, bola kini berada di tangan Presiden Prabowo Subianto. Keputusan mengenai siapa saja yang akan dinobatkan sebagai pahlawan nasional dalam peringatan Hari Pahlawan 2025 tinggal menunggu pengumuman resmi dari Istana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Analis Beberkan ‘Jejak Busuk’ dan Titik Rawan Korupsi di Proyek Whoosh

6 November 2025 - 16:16 WIB

Whoosh Pintu Masuk Bongkar Korupsi Jokowi

6 November 2025 - 15:12 WIB

Kritik Saut Situmorang untuk Pemerintahan Prabowo, Whoosh, dan Kinerja KPK

6 November 2025 - 14:08 WIB

Populer NASIONAL