Jakarta, INAnews — Program Studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) melakukan penjajakan kerja sama dengan Kedutaan Besar Republik Ekuador di Indonesia. Pertemuan berlangsung pada Senin, 20 Oktober 2025, di Kampus I Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta.
Pertemuan ini dihadiri oleh Duta Besar Ekuador, Dr. Luis Arellano Jibaja, serta jajaran Kedutaan Besar Ekuador. Dari pihak Universitas Moestopo hadir Dekan FISIP Dr. H. Ryantori, M.Si, Ketua CeLA Kesi Yovana, M.Si, Wakil Dekan FISIP Andri Arde, M.Si, Kepala Program Studi Hubungan Internasional Nadirah, S.Sos., M.Si, dan Dosen HI Setya Ambar Pertiwi.
Dalam kesempatan tersebut, Center for Latin American Studies (CeLA) memperkenalkan diri serta program-program akademik yang dijalankan kepada pihak Kedutaan Besar Ekuador. Kedutaan Ekuador menyampaikan bahwa hubungan antara Ekuador dan CeLA sebenarnya telah terjalin sejak tahun 2004. Mereka kemudian meminta penjelasan lebih lanjut mengenai sejarah kerja sama tersebut serta manfaat yang diperoleh bagi kedua belah pihak.
Ketua CeLA Kesi Yovana, M.Si berharap agar pertemuan ini menjadi langkah awal menuju kolaborasi yang lebih besar dengan partisipasi aktif dari Kedutaan Ekuador. Sementara itu, Rektor UPDM(B) memberikan pengenalan mengenai universitas, khususnya Program Studi Hubungan Internasional dan berbagai program unggulan di lingkungan FISIP dan fakultas lainnya.
Duta Besar Ekuador Dr. Luis Arellano Jibaja menyampaikan apresiasinya atas sambutan hangat dari pihak Universitas Moestopo dan menyatakan keinginan untuk turut serta dalam kegiatan CeLA Series, sebagaimana negara-negara Amerika Latin lainnya yang telah berpartisipasi. Beliau juga menegaskan bahwa Ekuador dan Indonesia memiliki potensi kerja sama di berbagai sektor, termasuk perdagangan dan promosi produk unggulan seperti produk cokelat khas Ekuador.
Selain itu, pihak Kedutaan Ekuador membuka peluang kolaborasi di bidang pendidikan, seperti program beasiswa, pertukaran mahasiswa, maupun kerja sama pengajaran bahasa. Dekan FISIP Dr. H. Ryantori, M.Si bahkan mengusulkan agar mahasiswa Universitas Moestopo dapat melakukan magang (internship) di Kedutaan Ekuador, sementara pihak kedutaan diharapkan dapat berkontribusi dalam pengajaran bahasa Spanyol di lingkungan kampus.
Kedutaan Ekuador juga memperkenalkan budaya dan sejarah negaranya, termasuk warisan arsitektur gereja kolonial peninggalan Spanyol yang kini menjadi situs wisata bersejarah. Mereka menjelaskan bahwa bahasa Spanyol memiliki tingkat kerumitan tersendiri dalam penggunaannya, namun mereka juga tertarik untuk mempelajari bahasa Indonesia guna memperdalam pemahaman terhadap budaya lokal.
Dari pihak CeLA, diperkenalkan berbagai program yang tengah dan akan dijalankan, seperti Big Data Analysis yang diketuai oleh Andre, serta program Meet the Ambassador, Meet the Parliament, student exchange, hingga movie festival yang sebelumnya sukses dilaksanakan bersama Kedutaan Venezuela. CeLA juga berencana menyelenggarakan festival budaya atau kuliner Amerika Latin di masa mendatang untuk memperkuat diplomasi budaya antarnegara.
Kedutaan Ekuador turut membagikan pengalaman mereka dalam kegiatan Spanish Day, yang biasanya diisi dengan pemutaran film-film dari negara-negara Amerika Latin serta pameran kuliner khas Ekuador seperti cokelat, kopi, dan teh. Mereka menyambut baik peluang kerja sama promosi budaya dan produk khas melalui kegiatan bersama Universitas Moestopo.
Melalui pertemuan ini, baik Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) maupun Kedutaan Besar Ekuador sepakat untuk membuka pintu kolaborasi lebih luas dalam bidang pendidikan, budaya, dan diplomasi publik, demi mempererat hubungan antara Indonesia dan negara-negara Amerika Latin di masa mendatang.






