INAnews.co.id, Jakarta– Drone Emprit mencatat misinformasi dan disinformasi di Indonesia selalu mencapai puncaknya saat event politik 5 tahunan, dan kehadiran AI memperparah penyebaran konten hoaks.
“Misinformasi dan disinformasi di Indonesia paling tinggi itu terjadi selalu ketika ada event politik—jadi 5 tahunan. Kemarin juga tiba-tiba Pak Prabowo pandai berbicara dalam bahasa Cina, Pak Jokowi fasih berbicara dalam bahasa Arab,” ungkap Rizal Nova Mujahid, analis Drone Emprit, dalam Indonesia Leaders Talk, Jumat (14/11/2025).
Nova menjelaskan bahwa perkembangan AI membuat tim cek fakta semakin kesulitan. “Teman-teman yang melakukan pembongkaran misinformasi dan disinformasi itu selalu tiga-empat langkah ketinggalan daripada penyebaran misinformasinya,” katanya.
Ia membandingkan dengan kondisi sebelumnya. “Jika sebelumnya hanya ketinggalan satu-dua langkah karena video-video yang mudah kita kenali, pada saat ini kita bahkan sudah tidak tahu lagi event itu ada di mana. Apakah terjadi event itu? Apakah terjadi real kegiatan yang dinarasikan?” jelasnya.
Nova mengusulkan beberapa solusi untuk mengantisipasi hoaks:
Pertama, prebunking: “Sebelum dia menjadi hoaks, kita antisipasi dulu: ‘Ini mungkin akan menjadi hoaks’,” katanya.
Kedua, literasi digital: “Mengenali AI sebenarnya tidak sulit-sulit amat. Banyak AI yang diciptakan untuk mengidentifikasi apakah ini buatan AI atau bukan. Daripada bingung-bingung, balikin lagi aja ke AI. Tanya aja: ‘Ini hoaks atau bukan?'” ungkapnya.
Ketiga, penegakan hukum: “Kita punya perangkat: ada negara, ada Kominfo, ada undang-undang, ada aparat penegak hukum yang diberi kekuasaan untuk membendung peredaran misinformasi dan disinformasi. Itu harus diterapkan dengan baik,” tegasnya.
Nova juga menyoroti akar masalah hoaks politik. “Orang mengedarkan hoaks bisa dikategorikan: ada yang iseng, ada motif ideologi, ada motif ekonomi, ada yang bayar. Dan kalau yang bayar adalah karena event-event 5 tahunan, ya diingatkan saja yang punya modal: ketika ada event politik, pasukannya jangan banyak-banyak mengedarkan hoaks,” pungkas Nova dengan tegas.






