INAnews.co.id – Pada tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional, dari penetapan batik oleh UNESCO, sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbedawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity).
Beragam lapisan masyarakat mulai dari pegawai pemerintah, pegawai BUMN, hingga pelajar dianjurkan untuk memakai batik. Awalnya batik hanya dituliskan diatas daun lontar dan papan rumah adat Jawa. Namun pada masa kerajaan Majapahit di abad 17, batik mulai dituliskan di atas kain dan dibuat pakaian, saat ini batik bukan hanya menjadi pemanis pakaian, tapi juga dipakai untuk tas, sepatu, dan aksesoris lainnya.
Pengukuhan batik Indonesia oleh UNESCO dilakukan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Hal ini juga telah ditegaskan oleh Menteri Ad-Interim Kebudayaan dan Pariwisata, Mohammad Nuh.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia untuk memakai batik pada 2 Oktober secara serentak. Hal ini sebagai ungkapan rasa syukur atas prestasi serta anugerah yang telah diraih oleh bangsa Indonesia. Keseruan ini pun langsung diikuti oleh para kepala daerah di Indonesia.
Tidak hanya itu, Persatuan Pelajar Indonesia se-Malaysia (PPIM) tidak ketinggalan mengimbau para pelajar Indonesia yang ada di Malaysia untuk menggunakan batik.
Para penjual baju batik pun mendapatkan rejeki dari keputusan UNESCO ini. Karena antusiasme masyarakat untuk memakai batik makin meningkat, batik yang mereka jual pun laris manis bak kacang goreng saja. Hal ini setidaknya terjadi di salah satu toko penjual batik di Pasar Atom Tahap I lantai I, Surabaya.
Batik yang akan menjadi hak milik resmi Indonesia ini, negeri Jiran yang juga mengklaim batik, Malaysia sebenarnya tidak tinggal diam. Mendengar UNESCO akan mengukuhkan batik sebagai warisan budaya Indonesia, Wakil PM Malaysia, Tan Sri Muhyiddin Yassin menyatakan pihaknya akan mempelajari keputusan UNESCO tersebut. Namun hingga detik ini belum diketahui apakah niat Malaysia tersebut berhasil.
Proses pengukuhan batik Indonesia cukup panjang. Berawal pada 3 September 2008 yang kemudian diterima secara resmi oleh UNESCO pada tanggal 9 Januari 2009. Tahap selanjutnya adalah pengujian tertutup oleh UNESCO di Paris pada tanggal 11 hingga 14 Mei 2009.
Setelah penetapan itu, maka Indonesia memperingatinya sebagai Hari Batik Nasional pada 2 oktober. Setelah penetapan itu, maka Indonesia memperingatinya sebagai Hari Batik Nasional, ini juga dikuatkan dengan Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009.
Di dunia luar, batik pertama kali diperkenalkan oleh Presiden Suharto, saat mengikuti konferensi PBB. Batik sebagai warisan budaya Indonesia oleh dunia.
Batik juga sempat hampir ditinggalkan oleh masyarakat, termasuk generasi muda. Hingga akhirnya, batik hampir saja diklaim oleh Malaysia. Seolah itu masyarakat menjadi tersadar, bahwa batik adalah warisan leluhur yang harus dilestarikan. Menghadapi persoalan itu, Pemerintah Indonesia tak tinggal diam.
Batik berhasil diakui dunia internasional sebagai warisan budaya asli Indonesia, di bawah pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat ini, batik telah menjadi bagian sehari-hari dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Modelnya juga sudah beragam dan mengikuti tren fashion kekinian.
Jika dulu warna batik hanya identik dengan coklat dan hitam, maka kini berbagai kombinasi warna-warna lain seperti ungu, merah, hijau hingga kuning, sudah dapat dengan mudah ditemui.






