INAnews.co.id – Harga emas turun, terdesak oleh penguatan Dolar AS. Meski demikian, ada harapan akan kenaikan harga emas menjelang perayaan festival Divali di India.
Dolar AS menguat setelah data ekonomi pada akhir pekan lalu menunjukkan adanya 250 ribu lapangan kerja baru dibulan Oktober. Angka ini jauh lebih baik daripada perkiraan, sekitar 208 ribu saja. Tingkat pengangguran AS masih tidak berubah diangka 3,7%, ini merupakan posisi terendah dalam 48 tahun ini. Penghasilan per jam rata-rata melihat pertumbuhan 12-bulan meningkat menjadi 3,1% dari 2,8% pada bulan September.
Harga emas turun $ 5,30, atau 0,4%, di $ 1,233.30 per troy ons. Selama sepekan, harga emas turun 0,2%. Pada hari Kamis, harga naik ke posisi termahal dalam tiga bulan, naik 1,9% karena dolar AS melemah.
Sebagaimana telah diperingatkan sebelumnya bahwa laporan pekerjaan bulan Oktober yang kuat dapat membebani emas karena akan menggarisbawahi ekspektasi bahwa Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga pada kecepatan stabil, mengangkat imbal hasil Obligasi dan dolar. Imbal hasil obligasi yang lebih tinggi juga dapat menjadi angin sakal untuk emas dan komoditas lainnya karena yang terakhir tidak menawarkan aliran pendapatan.
Imbal hasil pada obligasi As dengan masa tenor 10-tahun naik 6,2 basis poin pada 3,201%, sementara Indeks Dolar AS ICE yang mengukur mata uang terhadap sekeranjang enam saingan utama, naik 0,3 % pada 96,542 karena harga emas menetap.
Laporan terkini dari tren permintaan emas oleh World Gold Council (WGC), yang menunjukkan pembelian bank sentral yang kuat dan adanya peningkatan selera konsumen. Sayangnya pertumbuhan pasokan dan aliran investasi masih lemah.
Dengan ketidakpastian dimana Pemilu Senat AS akan diselenggarakan Selasa dan pertemuan kebijakan moneter Fed minggu depan, harga emas akan terkonsolidasi setelah kemenangan beruntun terbaiknya sejak Januari. Pun demikian, menjelang datangnya Festival Divali di India, dimana lazimnya akan diikuti dengan kenaikan permintaan perhiasan emas, harga diperkirakan bisa naik. Walaupun pembelian akan suram, mengingat Rupee India saat ini yang tengah ditekan Dolar AS habis-habisan. ( Al Sattar)