Oleh: Saktisyahputra, S.I.Kom., M.I.Kom
JAKARTA, INAnews – Perkembangan teknologi komunikasi dan digitalisasi media membuat industri komunikasi digital semakin kreatif dan inovatif serta dibutuhkan masyarakat ini.
Tren penelitian komunikasi digital sedang naik dan populer saat ini, salah satunya penelitian Public Relation di mana Artificial Intelligence dan Big Data hadir.
Hal ini dibuktikan dengan banyak peneliti komunikasi di seluruh dunia melakukan penelitian dan publikasi di jurnal internasional membahas Public Relation di mana Artificial Intelligence dan Big Data hadir membantu pekerjaan Public Relation. Seperti (Fadillah & Wibowo, 2022), (Arief & Gustomo, 2020) , (Fitzpatrick, K. R., & Weissman, 2021), (Orji-Egwu, A. O., Oyekele, A. S., Alike, N., & Sanita, 2019), (Dewi, D. C., Prasetyawati, Y. R., & Akbar, 2021), (Permatasari et al., 2021) Membahas Public Relation membantu strategi pemasaran, analisis media sosial kemudian Public Relation sebagai sebuah profesi dan Public Relation sebagai sebuah tren dan persyaratan yang diperlukan.
Sejalan dengan revolusi industri, terjadi evolusi pada peran, fungsi, dan tugas PR sebagai berikut. PR 1.0 adalah era di mana professional atau praktisi PR harus menjalankan tugasnya secara tradisional. Inilah era di mana PR harus melakukan monitoring secara manual setiap harinya.
Profesional atau praktisi PR yang berkarya pada era 1960-1970-an tentu pernah mengalami hal ini. Media cetak, seperti koran, majalah, hingga televisi menjadi andalan dan sumber informasi.
Selain itu, PR 1.0 menggambarkan bentuk komunikasi satu arah atau vertikal dari satu sumber komunikasi terhadap banyak target audiens, atau one to many, sehingga aktivitas PR 1.0 menggambarkan PR sebagai broadcaster.
PR 2.0 adalah era kelahiran media online. PR 2.0 menggambarkan komunikasi yang horizontal, saling berhubungan; komunikasi dari banyak sumber ke banyak audiens, atau many to many, sehingga peran PR sebagai connector. Ciri yang paling kita ingat pada era ini adalah munculnya berbagai media online serta transformasi media cetak beralih pada platform digital.
PR 3.0 adalah era di mana media sosial menjadi media yang paling banyak digunakan, paling disukai dan dipercaya oleh publik. Pada era ini muncul aktivitas seperti jurnalisme warga (citizen journalism), jurnalisme perusahaan (corporate journalism), ataupun jurnalisme karyawan (employee journalism). Sebuah perubahan signifikan telah terjadi.
Jika dulu hanya wartawan yang bisa membuat berita, saat ini, siapa pun bisa mengunggah berita. Media sosial Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, hingga blog menjadi digital platform. PR bukan hanya memonitor media offline dan online, melainkan juga media sosial. Berita baik dan buruk bisa dapat kapan pun.
PR 4.0 adalah era di mana artificial intelligence (AI) dan era big data hadir. Dampak dari fenomena ini belum terasa saat ini. Namun, kenyataannya robot sudah mampu menulis artikel di media dan membantu menulis, mencari bahan, serta aktivitas PR lainnya.
Berbagai perangkat dapat dimanfaatkan oleh PR yang berfungsi untuk menyimplifikasi tugas PR. Aktivitas seperti penyebaran rilis ke berbagai media, pengelolaan kampanye perusahaan, perangkat untuk mengidentifikasikan buzzer, influencer, serta pengelolaan data pihak-pihak berkepentingan.
Selain itu, pengelolaan platform untuk konten digital, audio, dan video serta pengelolaan data analitik dapat dilakukan dengan teknologi AI. (N. Nurlaela Arief, 2019)
Transformasi Public Relation 4.0 saat ini terjadi di semua negara di dunia. Termasuk di Indonesia baik Government Public Relation maupun Corporate Public Relation.
Dengan adanya transformasi ini diharapkan dapat membantu pekerjaan Public Relation ke depan dan diperlukan adanya gerakan literasi digital baik dari Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah sampai Desa atau Kelurahan bahkan sampai Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT).
Penulis:
Saktisyahputra, S.I.Kom., M.I.Kom
Dosen Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI
Penulis 15 Buku
www.saktisyahputra.com
References
Arif, N. N., & GustArief, N. N., & Gustomo, A. (2020). Analyzing the impact of big data and artificial intelligence on the communications profession: A case study on Public Relations (PR) Practitioners in Indonesia. International Journal on Advanced Science, Engineering and Information Technology, 10(3), 1066–1071. https://doi.org/10.18517/ijaseit.10.3.11821
Dewi, D. C., Prasetyawati, Y. R., & Akbar, J. A. (2021). Emina Girl Gang Ambassador (EGGA) As A Public Relations Marketing Strategy in Building Emina Cosmetic’s Brand Image. International Journal of Social Science and Business, 234–241.
Fadillah, D., & Wibowo, A. A. (2022). the Fall of Public Relation Officer and the Rise of Influencer in the Indonesian Government. Profetik: Jurnal Komunikasi, 15(1), 19. https://doi.org/10.14421/pjk.v15i1.2201
Fitzpatrick, K. R., & Weissman, P. L. (2021). Public Relations in the age of data : corporate perspective on social media analytics. Journal of Communication Management.
N. Nurlaela Arief. (2019). Public Relation in The Era of Artificial Intelligence Bagaimana Big Data dan AI Merevolusi Dunia PRPe (Rema Karyanti Soenendar (ed.); Pertama). Simbiosa Rekatama Media.
Orji-Egwu, A. O., Oyekele, A. S., Alike, N., & Sanita, E. (2019). Influence of Digital Media on Public Relations in a Hyperconnected era : Perspective from Public Relations. South-East Journal of Public Relations, 2(1).
Permatasari, A. N., Soelistiyowati, E., Suastami, I. G. A. P. P., & Johan, R. A. (2021). Digital Public Relations: Trend and Required Skills. Jurnal ASPIKOM, 6(2), 373. https://doi.org/10.24329/aspikom.v6i2.836







1 Komentar
Bagus sekali artikelnya, Pak Shakti.
Kutipannya semua, mantap dan berbobot.
Terima kasih sudah disharing.
Salam,
Luki Tantra