INAnews.co.id, Jakarta– Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali menunjukkan penguatan tipis pada pembukaan perdagangan Kamis pagi ini. Pergerakan positif ini didorong oleh berlanjutnya sentimen global yang mendukung mata uang emerging markets.
Menurut data dari ANTARA News, nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan Kamis pagi di Jakarta menguat sebesar 8 poin atau 0,05% menjadi Rp 16.252 per dolar AS, dari posisi penutupan sebelumnya Rp 16.260 per dolar AS. Senada, Investor Daily melaporkan rupiah kembali menguat 8 poin (0,02%) ke level yang sama, Rp 16.252 per dolar AS, pada pukul 09.09 WIB di pasar spot exchange.
Penguatan rupiah ini sejalan dengan pelemahan indeks dolar AS (DXY) yang terpantau turun 0,25 poin menjadi 98,3. Dolar AS secara keseluruhan menunjukkan tren melemah terhadap mata uang utama lainnya, seperti euro dan yen Jepang, menyusul pernyataan dari pejabat Federal Reserve yang mengindikasikan kemungkinan pelonggaran kebijakan moneter di masa mendatang.
Analis pasar, seperti yang disampaikan oleh CNBC Indonesia, memproyeksikan pasar keuangan domestik masih akan dipengaruhi oleh sentimen eksternal maupun internal. Kabar positif dari negosiasi perdagangan AS-Tiongkok yang semakin jelas sinyalnya, juga turut memberikan dorongan bagi mata uang Asia.
Meskipun demikian, ada pula perhatian terhadap beberapa faktor yang dapat menahan penguatan rupiah, seperti pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh OECD menjadi 4,7% yang disebutkan dalam beberapa laporan.
Secara historis, dalam sebulan terakhir, rupiah Indonesia telah menguat sekitar 2,55% terhadap dolar AS. Namun, dalam 12 bulan terakhir, rupiah masih tercatat turun tipis 0,20%.
Investor dan pelaku pasar akan terus mencermati perkembangan data ekonomi global, terutama dari AS, serta kebijakan moneter Bank Indonesia untuk memprediksi pergerakan rupiah ke depan.*