Menu

Mode Gelap
Program Studi Hubungan Internasional Universitas Moestopo Jajaki Kerja Sama Akademik dengan Kedutaan Besar Ekuador Persatuan Guru Besar Indonesia Bentuk Satgas Lingkungan Berkelanjutan Komitmen Perlindungan HAM Perempuan Belum Prioritas Utama Pemerintahan Prabowo Pengamat: Kritik Kebijakan Boleh, Serang Personal Bisa Berurusan Hukum Terima Upeti Rp30 Juta, Anggota DPRD Bolsel Tantang Wartawan, Malah Kicep Saat Diperlihatkan Bukti, Masyarakat Geram, NasDem & PDIP Diminta PAW Pemkab Taliabu Luncurkan Program Tamasya Merdeka

BUDAYA

Kerendahan Hati dan Keberanian Berpendapat dalam Kanvas: Rudy Harjanto di Idiosinkrasi

badge-check


					Kerendahan Hati dan Keberanian Berpendapat dalam Kanvas: Rudy Harjanto di Idiosinkrasi Perbesar

Bandung, INAnews – Galeri Seni Lorong Senja, Jalan Cijagra 3 No. 62, Buahbatu, Bandung, menghadirkan pameran seni rupa bertajuk Idiosinkrasi” yang berlangsung mulai 1 September hingga 1 November 2025.

Pameran ini mempertemukan delapan seniman Bandung bersama Rudy Harjanto, staf pengajar LSPR Institut Komunikasi dan Bisnis Jakarta, dalam satu ruang apresiasi seni yang kaya warna dan makna. Pameran dikuratori oleh Lutfa Mahmuda.

Mengangkat tema Idiosinkrasi atau kekhasan individu, pameran ini menegaskan bagaimana perbedaan cara pandang dan ekspresi artistik justru melahirkan harmoni visual.

Para seniman yang terlibat antara lain Dede Priana, Supriatna, Gustiyan Rachmadi, Andy Sopiandi, Tondy Hasibuan, Moya Kamaruddin, dan Tsabita Aqlimah, bersama Rudy Harjanto yang hadir sebagai representasi akademisi sekaligus praktisi seni.

Rudy menampilkan tiga karya berjudul Naga, Hibiscus, dan Sunflower. Ketiga lukisan tersebut ditandai dengan warna-warna ceria yang menjadi simbol kerendahan hati dalam menerima perbedaan serta keberanian untuk mengutarakan pendapat.

Menurutnya, seni adalah bentuk komunikasi yang tidak sekadar menyajikan estetika, tetapi juga membangun dialog antarindividu. Ia mengaitkan karyanya dengan pemikiran Niklas Luhmann, sosiolog Jerman, yang menekankan pentingnya komunikasi dalam menyelaraskan perbedaan pandangan.

Setiap karya menghadirkan ciri khas berbeda, namun justru dalam keberbedaan itulah terbangun percakapan visual yang kaya,” ujar kurator Lutfa Mahmuda.

Pameran Idiosinkrasi terbuka untuk umum hingga 1 November 2025. Melalui pertemuan seni ini, masyarakat diajak untuk tidak hanya menikmati keberagaman ekspresi visual, tetapi juga merefleksikan makna komunikasi, kerendahan hati, dan keberanian dalam kehidupan sehari-hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

0 Komentar

  1. manajemen

    Apa yang dimaksud dengan idiosinkrasi dalam konteks seni rupa, dan bagaimana hal itu terwujud dalam pameran ini? manajemen

    Balas
semua sudah ditampilkan
Baca Juga

Pemkab Taliabu Luncurkan Program Tamasya Merdeka

24 Oktober 2025 - 05:27 WIB

Fadli Zon Kunjungi Museum Bersejarah Pendaratan Soekarno: Kedaulatan Bukan Pemberian Belanda

15 Oktober 2025 - 18:46 WIB

STQH Nasional 2025 Hadirkan Pameran Kaligrafi dari 50 Negara

13 Oktober 2025 - 11:09 WIB

Populer BUDAYA