INAnews.co.id, Jakarta– Tak hanya fokus pada peningkatan produksi, Kementerian Pertanian di bawah komando Andi Amran Sulaiman juga fokus pada efisiensi kebijakan dan nilai tambah komoditas. Dalam keterangannya, Kamis (9/10/2025), Amran mengungkapkan dua program strategis yang menjadi kunci lompatan sektor pertanian Indonesia.
Pertama, deregulasi distribusi pupuk ekstrem
Salah satu masalah klasik pertanian—distribusi pupuk—telah diselesaikan melalui deregulasi radikal. Amran menyebut, distribusi pupuk yang semula harus melalui 145 regulasi yang melibatkan 12 menteri, 38 gubernur, dan 514 bupati/walikota, kini disederhanakan menjadi hanya tiga langkah (Kementan – Inpres – Produsen – Petani). Efeknya, percepatan pasokan dan lonjakan produksi yang mencapai 4 juta ton.
Kedua, hilirisasi komoditas menuju devisa triliunan. Kementan juga mengakselerasi program hilirisasi untuk komoditas unggulan seperti kelapa, kakao, mente, dan lada. Amran mencontohkan kelapa. Indonesia saat ini mengekspor 2,8 juta ton kelapa gelondongan senilai Rp24 triliun.
“Kalau kita hilirisasi menjadi coconut milk atau VCO, harganya bisa naik 100 kali lipat,” jelasnya. Dengan hitungan konservatif, hilirisasi kelapa saja diproyeksikan dapat menghasilkan Rp 1.200 triliun devisa per tahun.
Untuk mendukung program ini dan meningkatkan kesejahteraan, pemerintah mengalokasikan anggaran Rp9,95 triliun untuk program benih dan bibit gratis seluas 800.000 hektar yang diproyeksikan akan membuka 1,6 juta lapangan kerja dalam dua tahun ke depan.