Menu

Mode Gelap
DPD Award Bentuk Pengakuan Nasional terhadap Kontribusi Tokoh Daerah Strategi Networking saat Pulang ke Indonesia bagi Pelajar Indonesia Pesan Anies untuk Diaspora Indonesia Teknokrasi Harus Memimpin, Bukan Didominasi Politik Kunci Sukses “Pulang Kampung” dari Negeri Orang Jangan Jadi “Melayu Kecil” di Negeri Orang

PENDIDIKAN

Rektor UT: Taufiq Contoh Mahasiswa Ideal Kami

badge-check


					Foto: Rektor UT Prof. Ali Muktiyanto (dua dari kanan)-Dr. Taufiq Supriadi (tiga dari kanan) Perbesar

Foto: Rektor UT Prof. Ali Muktiyanto (dua dari kanan)-Dr. Taufiq Supriadi (tiga dari kanan)

INAnews.co.id, Jakarta– Universitas Terbuka (UT) kembali membuktikan komitmennya menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat. Hal ini terlihat dari apresiasi Rektor UT, Prof. Ali Muktiyanto, kepada salah satu wisudawan doktor, Dr. Taufiq Supriadi, yang berhasil meraih pengakuan internasional dari Tiongkok dan Amerika melalui inovasi lingkungan yang diterapkan di tingkat RT.

“Mas Taufiq menjadi salah satu contoh prototipe mahasiswa ideal kita. Beliau sudah membuktikan bahwa sebagai mahasiswa UT punya reputasi di luar, dan itu yang kita harapkan,” ujar Prof. Ali Muktiyanto dalam acara Wisuda Periode Tahun Akademik 2025-2026 Wilayah 1 Indonesia, Selasa (28/10/2025).

Dari RT hingga Diundang Tiongkok

Dr. Taufiq Supriadi, lulusan Program Doktor Hukum UT yang juga menjabat sebagai Ketua RT 08 RW 04 Mekar Jaya, berhasil mengaplikasikan ilmu yang dipelajarinya untuk menciptakan inovasi pengelolaan lingkungan di tingkat paling bawah pemerintahan.

“Saya tidak pernah menyangka bahwa Tiongkok dua kali mengundang saya sebagai Ketua RT dan sebagai mahasiswa UT Fakultas Hukum Ilmu Sosial dan Politik,” ungkap Taufiq.

Inovasi yang dilakukanTaufiq berangkat dari pemahaman mendalam terhadap dua landasan hukum: Pasal 33 UUD 1945 tentang penguasaan negara atas kekayaan alam untuk kemakmuran rakyat, dan UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Dari keilmuan tersebut, ia menciptakan sistem saluran air dua lantai dengan enam pengendapan yang tidak hanya efektif mengelola air, tetapi juga menyerap enam pengangguran menjadi pekerja. Inovasi ini yang kemudian menarik perhatian Tiongkok dan Amerika.

Simbol Open Learning dan Open Impact

Rektor UT menegaskan bahwa pencapaian Dr. Taufiq Supriadi menjadi simbol dari konsep open learning dan open impact yang diusung universitas.

“Mas Taufiq menjadi simbol dari open learning dan open impact untuk masyarakat. Reputasinya bukan karena omong kosong, tapi karena berangkat dari ilmu hukum yang dipelajari dan diterapkan di tingkat RT,” jelas Prof. Ali.

Ia juga menekankan pentingnya peran RT dalam tata kelola pemerintahan. “Jangan dikira RT tidak penting—ini salah satu kearifan lokal kita, modal sosial kita. Kalau semua RT bagus, urusan negara beres,” tambahnya.

Pesan untuk Mahasiswa UT

Dr. Taufiq Supriadi memberikan pesan penting kepada seluruh mahasiswa UT yang masih berkuliah.

“Jangan remehkan transformasi digital, jangan remehkan media sosial, karena ternyata dunia luar memantau kita. Gara-gara kuliah di UT, inovasi ini jadi luar biasa,” pesannya.

Ia juga menyatakan kesiapannya untuk berkolaborasi membantu pemerintah memenuhi Asta Cita. “Dari 8 Asta Cita pemerintah, 5 di antaranya sudah ada di RT saya,” ungkap pria yang menempuh pendidikan dari S1 hingga S3 ini.

1.349 Wisudawan, Termasuk Anggota DPRD

Dalam wisuda kali ini, sebanyak 1.349 mahasiswa dinyatakan lulus dari berbagai jenjang pendidikan. Salah satu yang menarik adalah kelulusan seorang anggota DPRD Kabupaten Bandung yang menyelesaikan studinya dalam waktu 4 tahun.

“UT tidak hanya dipercaya kalangan akademisi, tapi juga anggota DPRD. Ini menunjukkan masyarakat percaya dengan UT,” kata Prof. Ali.

Anggota DPRD tersebut mengaku sangat terbantu dengan sistem pembelajaran UT yang fleksibel. “Sebagai ibu rumah tangga dan anggota Dewan yang sangat padat kesibukannya, alhamdulillah sangat terbantu dengan waktu yang fleksibel,” ujarnya.

Transformasi Menuju Personalized Learning

Dalam sambutannya, Rektor UT juga mengumumkan transformasi besar dalam sistem pembelajaran, dari berbasis kelompok menjadi personalized learning dengan rasio dosen dan mahasiswa 1:1 melalui teknologi digital.

“Mahasiswa dapat belajar kapan saja, di mana saja. Kita ingin melampaui standar SNPT supaya mahasiswa bisa lulus tepat waktu, terserap industri, dan dengan IPK terbaik,” jelasnya.

Kurikulum baru UT juga akan membekali mahasiswa dengan minimum 4 hingga maksimum 8 sertifikasi profesi/kompetensi saat lulus.

“Stereotip bahwa UT penyumbang pengangguran terbanyak akan terhapus. Kita akan menjadi penyumbang lulusan terbanyak DAN penyumbang sumber daya terbanyak di industri,” tegas Prof. Ali Muktiyanto.

Dengan pencapaian Dr. Taufiq Supriadi dan berbagai terobosan yang dilakukan, UT semakin memantapkan posisinya sebagai institusi pendidikan tinggi yang tidak hanya menghasilkan lulusan berkualitas, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi pembangunan bangsa.

Taufiq Supriadi, mahasiswa Universitas Terbuka (UT), membagikan pengalamannya yang membuktikan bahwa sistem pembelajaran fleksibel UT sangat efektif bagi mereka yang memiliki kesibukan padat.

Sistem Pembelajaran yang Adaptif

Menurut Taufiq, keunggulan utama UT terletak pada fleksibilitas jadwal pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan aktivitas mahasiswa. “Jadwalnya sangat fleksibel dan saya sudah menjadi bagian dari pembelajaran ini. Saya harus ke kantor juga, jadi waktu sangat efisien,” ungkapnya.

Taufiq mengakui bahwa dirinya sempat mengulang satu semester karena lupa mengikuti ujian online saat dinas ke luar kota. Namun, hal tersebut justru menjadi pembelajaran berharga bahwa kesuksesan di UT sangat bergantung pada komitmen mahasiswa itu sendiri.

Stigma Sulit Lulus Tidak Benar

Menanggapi stigma bahwa UT sulit untuk mendapat nilai bagus, Taufiq menegaskan hal tersebut adalah persepsi yang keliru. “Kalau sulit lulus tergantung kita, kalau sulit nilai itu modulnya dibaca. Kehebatnya UT, semuanya ada di dalam buku,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan bahwa nilai dapat dikejar bahkan sebelum yudisium, memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperbaiki pencapaian akademik mereka.

Pesan Motivasi dan Prestasi

Taufiq mendorong mahasiswa UT untuk mengejar Indeks Prestasi (IP) di atas 3,5 guna mendapatkan berbagai beasiswa. Ia sendiri mendapat kesempatan melanjutkan S3 secara gratis dari negara berkat IP S2 yang di atas 3,5.

Sebagai Ketua RT yang juga mahasiswa UT, Taufiq bahkan telah meraih penghargaan dari Tiongkok dan Amerika berkat transformasi digital yang ia terapkan. “Jangan lupa aplikasikan ilmu yang kita dapat untuk bermanfaat di lingkungan kita masing-masing,” pesannya.

UT sebagai Pelopor Pendidikan Terbuka

Taufiq juga mengapresiasi UT sebagai pelopor pendidikan terbuka di Indonesia yang menjadi inspirasi bagi universitas lain, bahkan di luar negeri. Ia menyebutkan bahwa Universitas Terbuka Internasional di Gandhi terinspirasi dari UT Indonesia.

“Rektor kita, Prof. Ali, juga menjabat sebagai ketua perhimpunan Universitas Terbuka di dunia. Saya bangga dan akan mendorong teman-teman saya untuk kuliah di Universitas Terbuka,” tutupnya.

Taufiq menutup dengan pesan motivasi: “Semangat terus, raih cita-cita kalian. Jangan ada kata terlambat untuk menuntut pendidikan. Kuliah fleksibel sesuai gayamu di UT!”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

DPD Award Bentuk Pengakuan Nasional terhadap Kontribusi Tokoh Daerah

29 Oktober 2025 - 17:44 WIB

Strategi Networking saat Pulang ke Indonesia bagi Pelajar Indonesia

29 Oktober 2025 - 16:23 WIB

Pesan Anies untuk Diaspora Indonesia

29 Oktober 2025 - 15:21 WIB

Populer NASIONAL