INAnews.co.id, Jakarta– Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman membuat pengumuman mengejutkan usai Rapat Terbatas dengan Presiden, Kamis (9/10/2025). Target swasembada beras Indonesia yang mulanya dicanangkan rampung dalam empat tahun, kini dipangkas habis menjadi hanya 2-3 bulan ke depan.
Percepatan target ini menunjukkan tren positif sektor pangan nasional. Menurut Amran, target awal empat tahun telah direvisi menjadi tiga tahun, kemudian menjadi satu tahun, dan kini hanya dalam hitungan bulan.
“Alhamdulillah hari ini, mudah-mudahan tidak ada aral melintang 2 bulan ke depan kurang lebih 3 bulan insyaallah Indonesia tidak impor lagi,” ujar Amran.
Keyakinan ini didukung data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat lonjakan produksi beras sebesar 4 juta ton, dari 30 juta ton tahun lalu menjadi 34 juta ton yang diproyeksikan hingga akhir tahun ini. Kenaikan produksi ini menempatkan Indonesia pada posisi kedua terbesar di dunia berdasarkan prediksi FAO.
Kabar baik lainnya, inflasi beras September 2025 justru mengalami deflasi 0,13 persen. Amran menyebut ini sebagai pertama kalinya dalam lima tahun terakhir deflasi terjadi di bulan September yang identik sebagai masa paceklik. Selain itu, Nilai Tukar Petani (NTP) melonjak tajam hingga 124,36 persen, mengindikasikan peningkatan kesejahteraan petani yang signifikan.