INAnews.co.id, Jakarta– Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap lonjakan kasus flu yang terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia dalam beberapa bulan terakhir. Peningkatan kasus ini bertepatan dengan peringatan Hari Flu Sedunia (World Flu Day) 2025 yang jatuh hari ini, Sabtu, 1 November.
“Kenaikan kasus ini perlu diwaspadai bersama, bukan ditakuti,” tegas Dr. dr. Irawaty Djaharuddin, Sp.P(K), dalam press conference yang digelar Sabtu (1/11/2025) pagi, dengan tema “Prevent Flu, Protect Lives” secara daring.
“Meskipun tidak seseram pandemi COVID-19, influenza tetap dapat menjadi beban penyakit yang mengurangi kualitas hidup,” sambungnya.
Flu Terjang Jakarta hingga Sumatera Utara
Media melaporkan peningkatan signifikan pasien dengan gejala flu di berbagai wilayah—tidak hanya di Jakarta tetapi juga menyebar ke Jawa Timur, Jawa Barat, hingga Sumatera Utara. Menurut PDPI, lonjakan ini kemungkinan besar dipicu oleh perubahan cuaca dan tingkat polusi yang tinggi, terutama di musim pancaroba dan awal musim penghujan.
Fenomena serupa juga terjadi di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand, dengan dominasi virus influenza tipe A. Merebaknya isu kemunculan varian baru virus flu di China dan COVID-19 varian baru sempat memicu kekhawatiran masyarakat akan berulangnya pandemi.
Prof. Dr. dr. Anna Rozaliani, Sp.P(K), M.Biomed, menenangkan kekhawatiran tersebut. “Banyak masyarakat bertanya apakah ini akan menjadi pandemi lagi. Meskipun ada outbreak yang menunjukkan peningkatan kasus di mana-mana, tidak terlihat seseram masa pandemi. Namun, kita tetap harus waspada,” jelasnya.
WHO: 650 Ribu Kematian Akibat Flu Setiap Tahun
Menurut data Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO), influenza menyebabkan 3-5 juta kasus penyakit berat dan 650 ribu kematian setiap tahunnya di seluruh dunia. Angka ini menunjukkan bahwa flu bukanlah penyakit yang bisa dianggap remeh.
PDPI menekankan, meskipun virus influenza biasanya menyebabkan penyakit ringan yang dapat sembuh sendiri, pada kelompok rentan—seperti lansia (di atas 65 tahun), anak-anak, ibu hamil, dan penderita penyakit kronik—influenza dapat memicu komplikasi serius, bahkan kematian.
“Influenza akan memperparah kondisi penyakit kronis seperti TB, asma, PPOK, diabetes, dan penyakit jantung. Karena itu, kelompok ini sangat perlu mendapat vaksinasi,” ujar dr. Helmia Hasan, Sp.P(K), salah satu narasumber dari Surabaya.
Vaksin Influenza: Bukan 100 Persen tapi Efektif Kurangi Risiko Rawat Inap hingga 60 Persen
Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah efektivitas vaksin influenza. Dr. Irawaty memberikan penjelasan berdasarkan data ilmiah.
“Beberapa orang ragu dengan vaksinasi influenza karena tidak memberikan perlindungan 100 persen. Namun, data dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan vaksin dapat mengurangi risiko rawat inap 40-60 persen pada orang yang divaksinasi,” jelasnya.
Dr. Irawaty menegaskan, meskipun vaksin tidak sepenuhnya melindungi dari infeksi, ia sangat efektif mengurangi keparahan gejala dan risiko komplikasi serius seperti pneumonia, terutama pada kelompok rentan.
Terkait frekuensi vaksinasi, Dr. Helmia Hasan menjelaskan bahwa vaksin influenza perlu dilakukan setiap tahun. “Bukan istilah booster, tetapi memang disarankan vaksinasi tahunan,” tegasnya.
8 Langkah Pencegahan yang Bisa Dilakukan Masyarakat
PDPI menghimbau masyarakat melakukan 8 tindakan pencegahan:
1. Melakukan etika batuk dengan benar
2. Memakai masker jika sakit flu dan beristirahat agar tidak menularkan
3. Segera memeriksakan diri ke dokter jika sakit memberat, dan laporkan ke Dinas Kesehatan jika ada beberapa orang dengan gejala flu berat dan mendadak dalam satu lingkungan
4. Vaksinasi influenza terutama pada kelompok rentan
5. Menerapkan protokol kesehatan: mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak dengan orang sakit
6. Gaya hidup sehat: istirahat cukup, tidak stres, banyak buah dan sayur, konsumsi vitamin, rutin olahraga
7. Memasak daging sampai matang untuk menghindari penyakit pernapasan dari binatang
8. Berhenti merokok
Cara Membedakan Flu dengan Penyakit Pernapasan Lain
Dr. Irawaty memberikan tips praktis membedakan influenza dengan penyakit pernapasan lainnya yang memang seringkali membingungkan.
“Gejala influenza memang mirip dengan penyakit paru lainnya—demam, batuk, nyeri tubuh, kelelahan. Yang membedakan, biasanya gejala flu muncul mendadak dalam beberapa jam, disertai rasa nyeri otot yang lebih intens,” jelasnya.
Jika gejala memberat, masyarakat disarankan segera mencari pertolongan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut, seperti foto dada jika dicurigai pneumonia.
Kapan Antivirus Perlu Diberikan?
Prof. Dr. dr. Reviono, Sp.P(K) menjelaskan bahwa tidak semua pasien flu memerlukan antivirus, sesuai guideline WHO.
“Kalau gejala ringan, tidak perlu. Tapi kalau gejala ringan dengan faktor risiko, diperlukan. Kalau gejalanya berat atau ada faktor risiko tinggi, harus diberi,” jelasnya singkat.
Menindaklanjuti peringatan World Flu Day, PDPI meluncurkan serangkaian program berkelanjutan:
* Webinar nasional bertema “World Flu Day 2025: Prevent Flu, Protect Lives”
* Kampanye edukatif melalui media sosial di berbagai daerah
* Pelayanan masyarakat termasuk penyuluhan dan vaksinasi influenza di rumah sakit
* Advokasi kepada pemerintah untuk kebijakan surveillance, tata laksana, dan penyediaan obat
Pesan untuk Pemerintah: “Kita Tidak Bisa Bekerja Sendiri”
Dr. Irawaty menyampaikan pesan tegas kepada pemerintah bahwa pencegahan dan penanganan flu memerlukan kolaborasi semua pihak.
“PDPI tidak bisa bekerja sendiri. Kami mengajak seluruh masyarakat meningkatkan kesadaran dan berpartisipasi aktif. Kami berharap pemerintah mendukung—mulai dari pencegahan, vaksinasi, ketersediaan obat, hingga standar operasional prosedur yang baik,” tegasnya.
PDPI juga mengajak industri farmasi turut berkontribusi melalui pengembangan vaksin dan obat antivirus, penyediaan edukasi untuk tenaga medis, dukungan penelitian, hingga pengawasan keamanan obat.
“Bersatu Melawan Influenza: Lindungi Diri, Lindungi Sesama”
Tema World Flu Day 2025, “Bersatu Melawan Influenza: Lindungi Diri, Lindungi Sesama”, menegaskan pentingnya kolaborasi antara tenaga kesehatan, masyarakat, dan pemerintah dalam menghadapi influenza di era pasca-pandemi.
“Tetap tenang dan peduli dengan sesama. Dengan kewaspadaan yang baik dan perilaku sehat, kita bisa mengendalikan peningkatan kasus flu bersama,” tutup Dr. Irawaty.
PDPI menegaskan komitmennya sebagai garda terdepan kesehatan respirasi Indonesia untuk terus mengedukasi dan melindungi masyarakat dari ancaman penyakit pernapasan.






