Menu

Mode Gelap
Indomobil eMotor Tyranno Jadi Motor Listrik Terbaik Korea Travel Fair 2025 Kembali Hadir di Jakarta Festival Imigrasi 2025 dan IMIPAS RUN Meriahkan HUT Ke-1 Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Tim Reformasi Polri Siap Buktikan Komitmen atas Skeptisisme Publik Mahfud MD Usul “Repositioning” untuk KPK: Kembali ke Ide Awal! Menguji Kesaktian Jokowi Melalui PSI

POLITIK

Menguji Kesaktian Jokowi Melalui PSI

badge-check


					Foto: dok. ist Perbesar

Foto: dok. ist

INAnews.co.id, Jakarta– Pengamat politik Adi Prayitno melontarkan sindiran tajam terhadap rencana mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk “turun gunung” memenangkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) di Pilpres 2029. Dalam video YouTube-nya, Ahad (16/11), Adi menyebut rencana itu sebagai “momen of the truth” sekaligus “uji materi” nyata untuk menakar: apakah Jokowi memang punya magnet politik mandiri, atau selama ini hanya menumpang gliter PDIP?

“PSI sudah tiga kali ikut pemilu, tiga kali juga tenggelam. Sekarang mereka menyeret Jokowi sebagai brand ambassador politik agar bisa lolos ke parlemen. Tapi publik akan melihat: apakah Jokowi masih sakti setelah tak lagi jadi presiden dan tak lagi bersama PDIP?” tegas Adi.

Ia menuding PSI tak punya modal politik selain “jualan nama” Jokowi. “Ketua Harian PSI Ahmad Ali bilang Jokowi siap gaspol karena kesederhanaan dan gaya belusuknya. Ironis, partai yang kerap menyuarakan oposisi terhadap dinasti justru menggantungkan nasibnya pada figur bekas kepala negara,” ucapnya.

Adi memprediksi, bila strategi “copy-paste” gaya Jokowi –blusukan, ketemu warga, foto di warung kopi– gagal mengangkat ambang 4 persen, maka dua hal akan terjadi: satu, mitos kekuatan politik Jokowi runtuh; dua, PSI kembali jadi partai kupon predikat “sempit” di 2034. “Jokowi butuh bukti dia bisa menang tanpa mesin PDIP. PSI butuh bukti mereka bukan hanya fan-club mantan presiden,” pungkasnya.

Partai-partai lain, kata Adi, akan menyaksikan apakah “virus Jokowi” memang menular, atau justru “imun” pemilih makin kuat menolak figur otoriter yang tak mau lepas dari kursi kekuasaan.

“2029 bukan hari kebenaran PSI, tapi juga hari kebenaran Jokowi: bisa ia mencetak partai pemenang, atau sekadar jadi penonton sejarah yang terlambat sadar pensiun.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Secara Yuridis Gelar Pahlawan Soeharto Tidak Ada Halangan

14 November 2025 - 22:59 WIB

Roy Suryo Bisa Bebas di Kasus Ijazah Jokowi

14 November 2025 - 21:56 WIB

Budi Arie Sebaiknya Bikin Partai Sendiri

14 November 2025 - 21:50 WIB

Populer NASIONAL