INAnews.co.id, Jakarta– Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau melemah tajam pada pembukaan perdagangan pagi hari ini, Senin, 23 Juni 2025. Sentimen negatif dari eskalasi konflik geopolitik di Timur Tengah menjadi pemicu utama tekanan terhadap mata uang Garuda.
Dikutip beberapa sumber, nilai tukar rupiah dibuka pada level Rp16.430 per dolar AS, menunjukkan penurunan 0,31% dibandingkan penutupan sebelumnya. Sumber lain menyebutkan, rupiah bertengger di Rp16.465 per dolar AS, melemah 68 poin atau minus 0,42% pada pukul 09:15 WIB.
Lainnya juga mengonfirmasi pelemahan rupiah, di mana pada pembukaan perdagangan pagi hari ini, rupiah melemah sebesar 58 poin atau 0,35% menjadi Rp16.455 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.397 per dolar AS. Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09:07 WIB di pasar spot exchange, rupiah terkoreksi sebesar 67,5 poin (0,41%) ke level Rp16.464 per dolar AS.
Kenaikan indeks dolar AS (DXY) juga turut memperparah tekanan pada rupiah. Sumber lain mencatat per pukul 09.00 WIB, indeks dolar AS menguat 0,35% ke angka 99,05, menandakan permintaan yang kuat terhadap aset safe haven.
Pelemahan rupiah ini sejalan dengan pergerakan mayoritas mata uang di kawasan Asia yang juga terpantau lesu di awal pekan ini. Kekhawatiran investor terhadap dampak lanjutan dari konflik di Timur Tengah, termasuk potensi intervensi AS, menjadi faktor dominan yang membebani pasar keuangan global, termasuk pasar mata uang.
Para analis memperkirakan rupiah masih akan berada di bawah tekanan mengingat ketidakpastian geopolitik yang terus membayangi. Investor akan terus mencermati perkembangan situasi global untuk menentukan arah pergerakan rupiah ke depan.*






