INAnews.co.id, Jakarta– Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (23/9/2025) menguat tipis di tengah pelemahan dolar AS di pasar global. Berdasarkan data Bloomberg yang dipantau pukul 09.18 WIB, rupiah tercatat menguat ke level sekitar Rp16.598 hingga Rp16.605 per dolar AS, dibandingkan penutupan sebelumnya yang berada di kisaran Rp16.610 per dolar AS.
Analis mata uang menjelaskan bahwa penguatan rupiah terjadi seiring dengan melemahnya dolar AS yang dipengaruhi sejumlah faktor global, termasuk ketidakpastian kebijakan imigrasi terbaru dari pemerintah AS yang mempengaruhi sentimen pasar.
Selain itu, pernyataan pejabat Federal Reserve AS yang memberikan sinyal beragam juga berkontribusi pada pelemahan dolar.
Pergerakan rupiah diperkirakan berada dalam rentang antara Rp16.500 hingga Rp16.650 pada hari ini, dengan kemungkinan fluktuasi seiring dinamika indeks dolar AS yang saat ini tengah melemah sekitar 0,1-0,3 persen. Di sejumlah bank besar nasional, kurs jual rupiah terhadap dolar AS berada sekitar Rp16.605 hingga Rp16.679 per dolar AS.
Penguatan ini memberikan ruang bagi rupiah untuk ‘bernapas’ setelah sebelumnya mengalami tekanan depresiasi. Namun, analis memperkirakan volatilitas rupiah masih akan berlanjut, menyesuaikan dengan kondisi pasar global dan sentimen investor.
Berikut adalah kurs rupiah Selasa pagi di beberapa bank besar:
- BRI: Jual Rp16.679, Beli Rp16.528
- Mandiri: Jual Rp16.605, Beli Rp16.575
- BNI: Jual Rp16.608, Beli Rp16.593
- BCA: Jual Rp16.617, Beli Rp16.597
- CIMB Niaga: Jual Rp16.625, Beli Rp16.600
Situasi ini menjadi perhatian pelaku pasar finansial yang menunggu perkembangan kebijakan moneter dan geopolitik yang akan menentukan arah nilai tukar ke depan. Demikian dikutip berbagai sumber.*