INAnews.co.id, Jakarta– Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan kebijakannya memotong mata rantai distribusi pupuk bersubsidi yang sebelumnya melibatkan 27.000 distributor.
Dalam pidatonya di Munas PKS, Senin (29/9/2025), Prabowo menjelaskan bahwa sebelumnya ada 145 peraturan yang harus dilalui sebelum pupuk sampai ke petani, dan sering kali pupuk menghilang di tengah jalan.
“Saya perintahkan dari pabrik pupuk milik negara, pupuk disubsidi oleh negara, maka pupuk itu harus langsung ke petani. Jangan terlalu banyak perantara,” kata Prabowo.
Ketika ada yang memperingatkan bahwa kebijakan ini akan menghilangkan dukungan dari 27.000 distributor, Prabowo balik bertanya: “Berapa petani yang ada di Indonesia? 30 juta kepala keluarga—dengan suami istri, 100 juta. Menang mana? 27.000 atau 100 juta?”
Prabowo mengaku tahu bahwa distributor-distributor tersebut adalah ponakan bupati, sepupu, atau tim sukses. Bahkan ada kader Gerindra yang meminta agar 27.000 distributor diganti dengan kader partai, namun ditolak tegas oleh Prabowo.
“Saya bilang tidak ada itu. Tidak ada yang gantikan. Mau petaninya milih PKS, milih Demokrat, tidak ada urusan. Politik adalah politik. Hak adalah hak,” tegasnya.
Prabowo membuktikan bahwa pupuk tetap lancar di daerah-daerah yang tidak memilihnya, seperti Sumatera Barat dan Aceh, juga di daerah dengan bupati dari PKS.
“Kita harus dewasa. Kita harus jadi bangsa yang dewasa. Kita ingin menang, tapi kita juga harus siap kalah,” ujarnya, sembari mengingatkan pengalamannya kalah empat kali dalam lima pemilihan.