Menu

Mode Gelap
IHSG BEI Kamis Menguat Rupiah Kamis Turun, Fluktuatif Harga Emas Antam Kamis Turun Ketum DDII Sebut Kasus Pemberitaan Trans7 Bawa Pesantren Bentuk “Penzaliman” Emiten Properti PURI Raih Investor Strategis China lewat Right Issue Rp250 Miliar Kekecewaan PPP kepada Jokowi Jelang Pemilu 2024 Diungkap Mardiono

SOSIAL

Pentingnya Bersikap Adil Menilai Pemerintah

badge-check


					Foto: Adian Husaini, dok. jernih.co Perbesar

Foto: Adian Husaini, dok. jernih.co

INAnews.co.id, Jakarta– Menyikapi genap setahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, Ketua Umum Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Ustaz Adian Husaini mengingatkan pentingnya bersikap adil dan tidak menzalimi dalam memberikan penilaian.

Dalam video yang diunggah di kanal YouTube pribadinya Selasa (21/10/2025), mantan wartawan senior ini menegaskan bahwa yang terpenting dari setahun pemerintahan adalah “negara kita selamat dan ada harapan.”

“Terus terang, saya sebagai wartawan, sebagai pendidik, praktisi pendidikan, dan juga sebagai Ketua Dewan Dakwah Islamiah Indonesia, saya merasakan ada harapan nih Pak Prabowo ini,” ujar Adian.

Dengan pengalaman puluhan tahun sebagai wartawan di Berita Buana dan Republika, termasuk wartawan istana pada 1994, Adian membandingkan kondisi jurnalisme masa lalu dengan era media sosial saat ini.

“Dulu berita saya sampai dibaca publik itu paling tidak melalui lima level saringan. Sekarang setiap orang bisa langsung menjadi reporter, redaktur, hingga produsen. Ini era yang tidak mudah kita hadapi. Apa yang terjadi kemudian? Kekacauan informasi yang luar biasa,” jelasnya.

Ia mengaku berkali-kali keliru dalam menilai informasi. “Saya kira berita ini benar ternyata salah. Saya kira video ini asli, ternyata hoax, ternyata AI,” ungkap akademisi tersebut.

Sebagai seorang muslim, Adian menegaskan berpegang pada hadis Rasulullah SAW: “Man amana billahi wal yaumil akhir falyaqul khairan au liyasmut” (Siapa yang beriman pada Allah dan hari akhir maka hendaklah dia berkata yang baik atau diam).

“Jangan sampai kita menzalimi orang lain, menilai orang yang tidak tepat, apalagi menuduh dia gagal, menuduh dia jahat. Kalau tidak benar, kita bertanggung jawab di hadapan Allah,” tegasnya.

Adian mencatat beberapa hal positif dari pemerintahan Prabowo, di antaranya:

Bidang Pendidikan: Keseriusan dalam membangun sekolah rakyat dan sekolah Garuda, serta penunjukan Menteri Pendidikan Prof. Abdul Mu’ti dan Menteri Pendidikan Tinggi Prof. Brian.

Pemberantasan Korupsi: Pengembalian uang hasil korupsi mencapai 13-17 triliun rupiah yang diserahkan Jaksa Agung kepada Menteri Keuangan.

Diplomasi Luar Negeri: Indonesia kembali dikenal dan dihormati di forum internasional, termasuk PBB, setelah 10 tahun tidak begitu dikenal.

“Pak Prabowo ini punya kekuatan. Beliau sudah selesai dengan dirinya, dengan masalah ekonomi. Beliau punya kecerdasan yang tinggi, punya pengalaman lapangan yang luar biasa. Saya sebagai orang Indonesia bersyukur bahwa kita punya pemimpin yang dihormati,” katanya.

Menanggapi tuduhan bahwa ormas Islam tidak lagi melakukan amar makruf nahi mungkar kepada pemerintah, Adian membantahnya. Ia justru telah menulis buku “Indonesia Maju: Konsep dan Peta Jalannya” sebagai bentuk kritik konseptual.

“Ini amar makruf nahi mungkar yang konseptual. Saya tidak maki-maki, saya mengkritisi, memberi masukan. Saya tulis bahwa konsep negara maju menurut UUD 1945 berbeda dengan konsep yang disusun BAPPENAS,” jelasnya.

Dalam buku tersebut, Adian menekankan konsep Ki Hajar Dewantara tentang akhlak mulia dan menyatakan bahwa “model negara terbaik adalah negara Nabi di Madinah” yang memiliki gotong royong tinggi, budaya literasi kuat, anti miras, anti korupsi, dan keteladanan pemimpin.

Adian juga mengingatkan pentingnya persatuan dengan merujuk pada buku lainnya, “Berbeda, Berdialog, Berjuang Bersama” yang berisi 19 kisah teladan tokoh bangsa seperti Bung Karno, Mohammad Hatta, Mohammad Natsir, dan KH Hasyim Asy’ari.

“Ini kesempatan yang mahal. Jangan sampai kita ada perbedaan pendapat yang luar biasa di sana-sini. Manusia jangankan orang lain yang beda partai, beda agama. Yang satu partai, satu agama, satu mazhab, bahkan satu rumah aja bisa berantem,” ujarnya.

Ia menutup dengan doa agar Presiden Prabowo diberikan kesehatan, kekuatan, dan bimbingan Allah untuk mewujudkan cita-cita proklamasi: negeri yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

“Pak Prabowo pernah menyampaikan bahwa kita ingin mewujudkan baldatun thayyibatun warabbun ghafur (negeri yang baik dalam naungan Tuhan Yang Maha Pengampun). Itu sangat penting,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

IHSG BEI Kamis Menguat

23 Oktober 2025 - 10:37 WIB

Bursa saham

Rupiah Kamis Turun, Fluktuatif

23 Oktober 2025 - 10:34 WIB

Harga Emas Antam Kamis Turun

23 Oktober 2025 - 10:30 WIB

Harga emas turun oleh kenaikan Dolar AS paska pengumuman risalah pertemuan FOMC. (Al Sattar/ foto Istimewa)
Populer INDAG