INAnews.co.id, Jakarta– Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan Rabu (22/10/2025). Pukul 09.12 WIB, rupiah bergerak di level sekitar Rp16.615 per dolar AS, melemah sekitar 25 poin atau 0,15% dibandingkan posisi sebelumnya.
Pelemahan rupiah ini terjadi di tengah fokus pasar yang masih tertuju pada perkembangan terkait shutdown pemerintah AS yang sudah berlangsung selama 21 hari, sehingga menyebabkan ketidakpastian di pasar keuangan global.
Pengamat mata uang Ibrahim Assuaibi memproyeksikan rupiah masih berpotensi melemah dalam rentang Rp16.580 hingga Rp16.610 per dolar AS, mengingat belum terselesaikannya kebuntuan anggaran di pemerintah AS yang menjadi perhatian pelaku pasar. Kondisi ini bahkan disebut sebagai jeda pendanaan terpanjang ketiga dalam sejarah modern Amerika Serikat.
Selain itu, melemahnya rupiah terjadi meski indeks dolar AS turun tipis sekitar 0,03% ke level 98,9. Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menilai pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh antisipasi hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia hari ini dan data inflasi AS yang akan dirilis Jumat mendatang.
Bank Indonesia diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Meski melemah, ruang bagi kebijakan moneter masih terbuka seiring inflasi inti yang terkendali dan suku bunga riil yang masih tinggi. Likuiditas perbankan yang membaik juga diharapkan mempercepat transmisi penurunan suku bunga ke sektor riil.
Kendati ada tekanan, rupiah relatif terjaga berkat surplus neraca perdagangan, intervensi Bank Indonesia di pasar spot dan pasar derivatif, serta faktor revaluasi cadangan devisa yang memberikan ruang penyesuaian suku bunga lebih aman.
Diperkirakan hari ini rupiah akan bergerak dalam kisaran Rp16.550 hingga Rp16.650 per dolar AS, dengan sentimen pasar masih menunggu perkembangan kebijakan dan situasi global. Demikian dikutip berbagai sumber.*