Menu

Mode Gelap
Laporan Situasi Keamanan Dalam Negeri Kapolri kepada Prabowo Jelang ke KTT ASEAN Pembentukan Ditjen Pesantren Prioritas Strategis Pemerintah untuk Kesejahteraan Ponpes Tragedi, Satu Orang Tertimbun Longsor Tambang PT SBE Berau, PADHI Desak Pemerintah Evaluasi Ijin Perusahaan Program Studi Hubungan Internasional Universitas Moestopo Jajaki Kerja Sama Akademik dengan Kedutaan Besar Ekuador Persatuan Guru Besar Indonesia Bentuk Satgas Lingkungan Berkelanjutan Komitmen Perlindungan HAM Perempuan Belum Prioritas Utama Pemerintahan Prabowo

KORUPSI

Prabowo Dinilai Serius Berantas Korupsi tapi Terkendala Politik

badge-check


					Prabowo Dinilai Serius Berantas Korupsi tapi Terkendala Politik Perbesar

INAnews.co.id, Jakarta– Prof. Mahfud MD memberikan penilaian terhadap komitmen Presiden Prabowo Subianto dalam pemberantasan korupsi. Meski menilai keseriusan Prabowo, Mahfud menyebut adanya kendala konfigurasi politik yang menghambat.

“Dengan husnudzon, saya melihat kalau semangatnya Pak Prabowo sungguh-sungguh baik di dalam konsepnya maupun di dalam upaya implementasinya,” ujar Mahfud dalam podcast bersama Novel Baswedan, Kamis.

Mahfud mengapresiasi visi Prabowo yang tertuang dalam bukunya “Paradoks” yang menggambarkan kondisi Indonesia yang kotor karena permainan uang, politik, dan hukum yang tidak ditegakkan. “Pak Prabowo kalau melihat konsep pemberantasan korupsinya dan kecintaannya kepada republik ini sudah menggambarkan dengan baik pandangan dia,” katanya.

Namun, Mahfud mengakui bahwa sebagai presiden, Prabowo tidak bisa lepas dari realitas politik. “Saya melihat ketika menjadi presiden, dia tidak bisa lepas juga dari konfigurasi politik. Sehingga terasa ada political trade off,” jelasnya.

Kendala politik ini, menurut Mahfud, terlihat dari masuknya orang-orang yang secara opini pernah bermasalah ke dalam kabinet. “Kalau memberantas korupsi sebenarnya orang-orang yang secara opini pernah punya masalah tapi tidak diselesaikan mestinya tidak ikut ngurusi kabinet. Itu langkah pertama,” sarannya.

Mahfud juga menyoroti inkonsistensi dalam penanganan kasus. “Yang kedua dia juga seperti gamang. Berteriak ‘tidak lakukan itu’ tapi sesudah sampai saat tertentu ini mati, kasus ini hilang. Bahkan kasus Jiwasraya misalnya, kasus Bansos,” kritiknya.

Meski demikian, Mahfud tetap memberikan apresiasi terhadap beberapa langkah yang telah diambil Prabowo, seperti penangkapan Riza Chalid yang selama bertahun-tahun lolos dari jeratan hukum. “Baru zaman Pak Prabowo ditangkap. Artinya niat baiknya ada,” akunya.

Mahfud berharap Prabowo tidak terlalu lama dalam fase penataan strategi. “Saya kira dia ini sekarang sedang menata. Mudah-mudahan menunggu tidak terlalu lama. Kalau sampai 5 tahun menunggu ya selesai lagi,” katanya.

Dengan tegas, Mahfud menyatakan jika dalam 3 tahun tidak ada perubahan signifikan, maka tidak akan ada perubahan sama sekali. “3 tahun saja tidak berubah tidak akan ada perubahan. Sayang Prof. Kalau 3 tahun masih gini-gini ya kita ritual saja, ritual pemilu,” pungkasnya mantan Ketua MK.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Laporan Situasi Keamanan Dalam Negeri Kapolri kepada Prabowo Jelang ke KTT ASEAN

26 Oktober 2025 - 16:17 WIB

Pembentukan Ditjen Pesantren Prioritas Strategis Pemerintah untuk Kesejahteraan Ponpes

26 Oktober 2025 - 15:14 WIB

Komitmen Perlindungan HAM Perempuan Belum Prioritas Utama Pemerintahan Prabowo

24 Oktober 2025 - 18:19 WIB

Populer NASIONAL