INAnews.co.id, Jakarta– Sosok misterius berinisial “J” yang tercantum dalam SK Kemenkumham sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Solidaritas Indonesia (PSI) periode 2025-2030 masih menjadi teka-teki hingga kini. PSI belum mengumumkan secara resmi siapa sebenarnya “Bapak J” tersebut, memicu spekulasi luas di kalangan publik dan media.
Pengamat politik Adi Prayitno dalam kanal YouTube-nya yang diunggah Rabu (15/10/2024) menyebut peluang mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Ketua Dewan Pembina PSI mencapai “1000 persen.”
“Peluang Jokowi untuk menjadi ketua dewan pembina PSI itu 1000%. Jokowi adalah kiblat politik PSI, imam besar politik mereka, dan dianggap kiai politik bagi seluruh konstituen PSI,” ujar Adi Prayitno.
Pernyataan Bestari Barus Menimbulkan Tanda Tanya
Yang membuat situasi makin menarik adalah pernyataan politisi PSI, Bestari Barus, yang mengatakan “berharap” sosok J adalah Jokowi. Pernyataan ini justru menimbulkan keraguan, seakan mengisyaratkan kemungkinan “Bapak J” bukan Jokowi.
“Kalau J itu dipastikan Jokowi, orang seperti Bestari Barus tidak mungkin mengatakan ‘semoga’ Pak Jokowi. Saya lihat mungkin ada dinamika di dalam, ada sesuatu yang belum clear di internal PSI,” analisis Prayitno.
PSI Tanpa Jokowi Dianggap Tidak Ada Kebaruan
Adi Prayitno menegaskan bahwa formalisasi Jokowi sebagai bagian kunci PSI adalah sesuatu yang niscaya dan tidak boleh ditawar lagi. Menurutnya, PSI baru relevan diperbincangkan karena faktor Jokowi.
“Kalau tidak ada faktor Jokowi, PSI tidak relevan untuk dipergunjingkan. Secara struktur, basis, dan konstituen, PSI masih sama seperti 5, 10, 15 tahun lalu. Tidak ada kebaruan signifikan,” tegasnya.
Ia menambahkan, tanpa Jokowi sebagai Ketua Dewan Pembina, PSI kehilangan magnet utamanya. Harapan terbesar PSI adalah loyalis Jokowi bisa bermigrasi menjadi pemilih partai tersebut menjelang Pemilu 2029.
Ujian Kesaktian Jokowi di 2029
Jika benar Jokowi menjadi Ketua Dewan Pembina PSI, ini akan menjadi ujian besar bagi mantan orang nomor satu Indonesia itu. Apakah pengaruhnya masih cukup kuat untuk membawa PSI lolos ke parlemen, bahkan masuk lima besar?
“Ada kecenderungan di negara kita, kalau seseorang sudah tak lagi menjabat, aura kehebatannya berkurang signifikan. Akan sangat menarik melihat apakah Jokowi bisa membuat PSI menjadi partai besar,” kata Prayitno.
Menurut bocoran, awal Oktober lalu Jokowi bertemu elit-elit kunci PSI di Bali dan memberikan arahan bagaimana partai tersebut bisa berkembang dan bersaing dengan partai lain.
Penantian Publik
Saat ini, PSI resmi dipimpin oleh Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum dan Raja Juli Antoni sebagai Sekretaris Jenderal berdasarkan SK Kemenkumham. Namun identitas “Bapak J” tetap menjadi misteri yang terus memicu perdebatan publik.
“Mari kita tunggu siapakah sosok J itu. Kalau J adalah Jokowi, partai ini akan semakin diperhitungkan. Kalau bukan, apa bedanya PSI hari ini dengan PSI yang dulu?” tutup Adi Prayitno.
Hingga berita ini diturunkan, PSI belum memberikan klarifikasi resmi terkait identitas “Bapak J” yang menjadi Ketua Dewan Pembina mereka.