Michelin Indonesia Ungkap Fakta Mengenai Pemahaman Pengendara Akan Tekanan Angin dan Penggantian Ban

Mayoritas pengendara Indonesia mengetahui tekanan angin ideal namun belum melakukan pengecekan tekanan angin secara berkala.

466

INAnews.co.id, Jakarta – Michelin Indonesia mengungkap fakta-fakta mengenai perilaku pengendara mobil dalam memeriksa kondisi tekanan angin serta kebiasaan mengganti ban kendaraan. Menurut temuan Michelin, 64% dari pengendara mobil yang mengikuti survei mengakui mengecek tekanan angin pada ban setidaknya setiap satu bulan sekali. Sedangkan 15% pengendara lainnya melakukan pengecekan angin setelah lebih dari jangka satu bulan.

Selebihnya, sebanyak 21% pengendara yang disurvei menyatakan hanya mengecek tekanan angin sesekali apabila ban mulai kempes, terasa tidak nyaman, atau saat akan melakukan perjalanan jauh.

Dalam siaran persnya secara tertulis pada Senen, 15/02/2021. Presiden Direktur Michelin Indonesia Steven Vette menyampaikan memeriksa tekanan angin wajib dilakukan secara rutin untuk memastikan keamanan selama berkendara. “Jangka waktu ideal untuk memeriksa tekanan angin pada ban adalah dua minggu sekali. Atau selambat-lambatnya satu bulan sekali, tetapi jangan sampa lebih dari satu bulan tidak mengecek tekanan angin pada ban, “.

Kurang mengisi angin atau mengisi secara berlebihan, dapat mengakibatkan ban aus lebih cepat, mengurangi daya cengkeram, dan menjadikan lebih boros bahan bakar.

Informasi tentang perilaku berkendara ini diperoleh melalui survei yang diselenggarakan sebagai bagian dari kampanye Michelin Safe Mobility 2020 pada Desember lalu. Survei dilakukan seiring dengan kegiatan layanan cek ban gratis di toko/bengkel rekanan Michelin yaitu Lautan Ban, Permaisuri Ban, dan 1 Station by B-Quik. Lebih dari 250 pengendara mobil berpartisipasi dalam layanan cek ban dan survei perilaku berkendara.

Lebih dari 77% pengendara yang mengikuti survei mengetahui nilai tekanan angin yang tepat untuk kendaraan mereka yaitu pada rentang 28-33 psi (pound per inci persegi). Nilai tekanan angin ideal ini dapat dilihat pada petunjuk kendaraan yang biasanya terletak di sisi kanan pintu kemudi. Namun, kenyataannya banyak dari ban kendaraan yang diperiksa memiliki tekanan angin yang tidak sesuai dengan nilai yang disarankan.

“Secara umum pengendara memiliki pengetahuan yang baik tentang tekanan angin yang ideal, namun masih jarang memeriksa tekanan angin secara rutin. Karena itulah Michelin terus mengadakan kegiatan ini untuk terus mengedukasi pengendara agar memastikan kondisi keamanan ban yang digunakan, ” kata Steven menambahkan.

Masih Dalam siaran persnya itu , Mochammad Fachrul Rozi selaku Customer Engineering Support Michelin Indonesia, dirinya  menyarankan pengendara untuk meluangkan waktu beberapa menit setiap bulan untuk memastikan kondisi ban.

“Meskipun tidak ada kerusaan yang terlihat di permukaan, ban bisa kehilangan tekanan udara hingga 1 psi setiap bulan. Hal ini dapat dipercepat oleh kebocoran udara dikarenakan kebocoran yang tidak disengaja, kebocoran pada katup atau tutup katup, atau kerusakan roda,” lanjut Fachrul Rozi.

Waktu yang Ideal Untuk Mengganti Ban

Selain mengecek tekanan angin secara berkala, yang perlu untuk diperiksa oleh pengendara secara berkala adalah kedalaman tapak/kembangan ban. Hal ini penting untuk mengetahui waktu yang tepat untuk mengganti ban.

Menurut temuan survei Michelin Indonesia menunjukkan bahwa 75% pengendara mengganti ban kendaraan mereka apabila mereka telah melihat adanya keausan pada ban atau saat ban telah mengalami kerusakan.

Rata-rata pengendara yang disurvei menyatakan mengganti ban dilakukan setiap 2-4 tahun sekali. Sebagian besar pengendara juga menyatakan puas dengan performa ban kendaraan yang dipakai.

Fachrul Rozi mengatakan umur pakai dan jarak tempuh sebuah ban tergantung dari kombinasi beberapa faktor seperti desain, kebiasaan berkendara, cuaca, kondisi jalan dan perawatan yang dilakukan terhadap ban tersebut. Karena itulah pengendara disarankan memeriksa kedalaman tapak/kembangan ban secara berkala. “Tidak banyak pengendara yang tahu bahwa batas kedalaman tapak ban yang aman adalah 1.6 milimeter. Jika kurang dari ini maka sudah waktunya mengganti ban,” ujarnya.

Khusus untuk ban merek Michelin, Rozi menjelaskan, setelah penggunaan selama lima tahun, ban harus diperiksa secara menyeluruh minimal setiap tahun sekali oleh teknisi yang berpengalaman. Setelah melewati masa 10 tahun setelah tanggal produksi, maka ban sebaiknya diganti meskipun bagian luar ban tidak menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Hal yang sama juga berlaku untuk ban cadangan.

Berbekal data dari survei yang dilakukan, Michelin Indonesia bertekad untuk selalu mendampingi pengendara dalam memastikan kelayakan ban kendaraan. Bagi para pengguna ban Michelin, pengguna dapat mengunjungi dealer atau Technic Service Station yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia, pakar ban Michelin siap melayani pengendara. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi website Michelin Indonesia.

Baca Juga

Komentar Anda

Your email address will not be published.