INAnews.co.id, Jakarta– Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terpantau mengalami pelemahan pada perdagangan sore hari ini, Rabu (7/5/2025). Berdasarkan data pasar spot pada penutupan perdagangan pukul 16.00 WIB, rupiah berada di kisaran Rp16.490-Rp16.500 per dolar AS, melemah dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya di level Rp 16.449 per dolar AS.
Pelemahan rupiah sore ini dipengaruhi oleh sentimen global, terutama terkait rencana pertemuan antara Amerika Serikat dan China di Swiss untuk membahas isu perdagangan yang belakangan memanas. Rencana negosiasi ini memberikan sentimen positif ke pasar keuangan, namun juga mendorong penguatan dolar AS yang sebelumnya tertekan oleh ekspektasi pertumbuhan ekonomi AS yang melambat akibat kebijakan tarif.
“Rencana pertemuan AS dan China untuk menegosiasikan tarif (dagang) di Swiss memberikan sentimen positif ke pasar keuangan. Sayangnya, ini juga mendorong penguatan dolar AS yang sebelumnya terpuruk karena ekspektasi terhadap pertumbuhan ekonomi AS yang melambat karena kebijakan tarif,” ujar Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, Ariston Tjendra, seperti dikutip dari Antara.
Selain itu, investor juga cenderung berhati-hati menantikan arah kebijakan moneter AS dari hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang dijadwalkan akan diumumkan nanti malam waktu Indonesia. Ekspektasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya turut memberikan tekanan pada mata uang negara-negara berkembang, termasuk rupiah.
Sebagian besar mata uang negara-negara G-10 dan Asia juga terpantau melemah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini menjelang pengumuman hasil rapat FOMC.
Para analis memperkirakan pergerakan rupiah akan tetap dipengaruhi oleh perkembangan sentimen global terkait isu perdagangan AS-China dan keputusan The Fed dalam beberapa waktu ke depan. Investor disarankan untuk terus memantau perkembangan informasi terkait faktor-faktor tersebut.*