INAnews.co.id , Jakarta – Para pelaku industri otomotif terus berpacu menyiapkan revolusi industri 4.0 agar bisa memiliki daya saing produk agar bisa dipasarkan ke luar negeri.
Dalam acara silahturahmi dan buka puasa bersama yang di selenggarakan oleh Institut Otomotif Indonesia (IOI) pada hari senin 27 mei 2019 dengan para partner yang terdiri dari Asosiasi dan Perkumpulan Otomotif, Perusahaan , Akademisi serta media memaparkan bagaimana “Membangun Industri Otomotif yang Terintegrasi dan Persiapan Industri 4.0”.
Dalam paparan singkatnya Presiden IOI , I Made Dana Tangkas mengatakan jika otomotif bisa secara luas diartikan, jadi bukan hanya di industri kendaraan roda 2 dan 4 , tetapi otomotif bisa meliputi komponen , alat trasnportasi ,kapal laut , pesawat terbang , kereta api sampai alat berat.
“Indonesia secara industri menjadi kekuatan bagi dalam negeri untuk berdaya saing menghasilkan produk otomotif , komponen dan pendukungnya yang bekelas dunia , apalagi jika produk itu didukung berbasis teknologi yang dikembangkan masyarakat Indonesia ,” ujar Dana.
Dana juga menjelaskan , menjadi point penting dari persiapan industri 4.0 itu adalah , bagaimana membangun industri yang tepat guna tanpa harus membangun industri dengan investasi yang besar yang nilainya sampai triliyunan .
“Tapi dengan mengembangkan industri otomotif berbasis masyarakat atau UKM investasi yang dilakukan bisa cukup di angka milyaran atau ratusan juta,” ucap Dana.
Dana menambahkan kompetensi dalam pembangunan sumber daya manusia juga penting , dan ini sudah dilakukan oleh para pelaku Industri otomotif untuk mempersiapkan menuju industri 4.0.
“Yang lebih penting lagi adalah dukungan regulasinya,” ucap Dana.
Sejalan dengan dipilihnya Presiden baru yang akan menjabat 5 tahun kedepan Dana mengungkapkan, “Indonesia sudah siap dalam prespektif Revolusi Industri 4.0 terutama penerapan industri berbasis teknologi,” ucap Dana.
Menurutnya IOTI, teknologi Robot ,Big data , dan sistem cloud dan teknologi autonomos bisa dikembangkan didalam negeri.
“Apalagi menuju 2025 kita harus siap merebut teknologi itu dan bisa di produksi oleh Indonesia, sehingga kita bisa membangun industri otomotif yang mandiri,” ujar Dana.