Menu

Mode Gelap
Raih Rekor MURI, Ramada by Wyndham Hadirkan Hotel Berfasilitas Olahraga dan BMX Track Terlengkap di Indonesia Bentuk Komitmen Kepada Nasabah Loyal, Bank Banten Gelar Customer Gathering IPSI Akui Pencak Silat Lebih Baik di Kepemimpinan Prabowo Memperkuat Industri Dalam Negeri Lewat TKDN Capaian Kinerja Bidang Tipidum Kejaksaan di 100 Hari Pemerintahan Prabowo Pengembangan Pariwisata Penggerak Ekonomi

POLITIK

Demokrasi Harus Tetap di Relnya Agar Gonjang-ganjing Tidak Terjadi

badge-check


					Foto: Pakar politik Ikrar Nusa Bhakti, dok. kompas Perbesar

Foto: Pakar politik Ikrar Nusa Bhakti, dok. kompas

INAnews.co.id, Jakarta– Pakar politik Ikrar Nusa Bhakti mengingatkan kepada kita semua agar demokrasi tetap pada relnya. Hal itu kata Ikrar, agar gonjang-ganjing tidak terjadi pasca tahun 2024 ini.

“Dan kalau gara-gara lima orang aja kita enggak bisa bergerak, enggak bisa membangun demokrasi dengan baik, membalikkan demokrasi ke relnya, saya patut bertanya: apakah kemudian memang kita tidak lagi memiliki satu kekuatan moral, kekuatan politik untuk kemudian mengembalikan demokrasi ke relnya supaya gonjang-ganjing politik pasca 2024 ini tidak akan terjadi,” kata Ikrar Busa Bhakti lewat potongan video viral di media sosial, dikutip INAnews.co.id, Minggu, 14 Juli 2024

Ikrar menyatakan itu ketika menyinggung dinasti politik. Dinasti politik yang kata dia sedang dibangun oleh Presiden RI Joko Widodo.

Kata Ikrar, dalam membangun dinasti politiknya itu, Jokowi melibatkan isteri, anak dan mantu.

“Dan ini sebetulnya kalau dilihat dinasti politik Jokowi—cuma lima orang yang terlibat. Maksud saya lima orang yang terlibat itu: Joko Widodo, dan ini untuk pertama kalinya saya sebut—Ibu Iriana karena selama ini saya enggak pernah mau menyebut Ibu Iriana ya; kemudian Gibran yang kemudian Kaesang dan kemudian Bobby. Lima,” ungkap Ikrar.

Lima orang itu disebut Ikrar yang menjadi sumber bangunan dinasti yang sedang dibangun oleh presiden republik Indonesia.

Ikrar mengajak selain kita, TNI dan Polri untuk menghindari agar dinasti politik tidak terjadi.

“Dan makanya itu saya katakan mari kita ajak kembali teman-teman di TNI, teman-teman di polisi, jangan sampai, jangan sampai yang disebut dengan dinasti politik benar-benar akan terjadi,” ajaknya.

“Yang sebetulnya dinasti politik itu adalah dinasti politiknya Jokowi, mungkin bergabung dengan dinasti politiknya Prabowo Subiant dan Orde Baru yang lain,” imbuhnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Juga

Raih Rekor MURI, Ramada by Wyndham Hadirkan Hotel Berfasilitas Olahraga dan BMX Track Terlengkap di Indonesia

24 Januari 2025 - 23:57 WIB

IPSI Akui Pencak Silat Lebih Baik di Kepemimpinan Prabowo

24 Januari 2025 - 19:26 WIB

Memperkuat Industri Dalam Negeri Lewat TKDN

24 Januari 2025 - 19:22 WIB

Populer INDAG