Aktivis Kaltim: Program Beasiswa Isran-Hadi Lebih Konkret
Samarinda, INAnews – Program beasiswa yang diusung oleh pasangan petahana Isran Noor dan Hadi Mulyadi dianggap lebih konkret dan tepat sasaran dibandingkan dengan program pendidikan gratis yang diusulkan oleh pasangan Rudy Mas’ud dan Seno Aji.
Dalam debat Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalimantan Timur 2024 yang digelar di Samarinda, Rabu (23/10/2024), isu terkait program pendidikan menjadi salah satu sorotan utama. Aktivis Kalimantan Timur menilai bahwa konsep beasiswa yang diterapkan oleh Isran-Hadi lebih relevan dan efektif dalam membangun kualitas sumber daya manusia di provinsi ini.
Menurut aktivis muda Kalimantan Timur, Izmil Patola, program beasiswa memberikan stimulan kepada siswa yang kurang mampu dan berprestasi, sehingga lebih sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat.
“Terkait visi dan misi yang disampaikan tadi malam, yang lebih konkret kepada masyarakat itu dari Pak Isran, terutama mengenai beasiswa untuk anak muda. Metode beasiswa jauh lebih baik dibandingkan program pendidikan gratis yang ditawarkan oleh pasangan Rudy-Seno,” kata Izmil Patola yang juga merupakan Ketua Jaringan Muda Kesehatan Masyarakat Indonesia (JMKMI) Kalimantan Timur.
Program pendidikan gratis, menurut Izmil Patola, terkesan tidak selektif karena berlaku bagi semua kalangan, baik yang kaya maupun miskin, serta tanpa mempertimbangkan prestasi akademik. Hal ini dianggap tidak adil dan berpotensi kurang tepat sasaran, terutama jika diterapkan secara merata tanpa proporsi yang jelas.
“Konsep pendidikan yang adil itu bukan sama rata, tapi proporsional. Beasiswa lebih tepat sasaran karena memberi kesempatan kepada yang membutuhkan dan yang berprestasi. Sedangkan jika semua digratiskan tanpa pandang bulu, program tersebut kurang efektif dan besar kemungkinan tidak akan tepat sasaran,” lanjut Izmil Patola.
Pasangan Isran-Hadi pada periode pertama kepemimpinannya telah berhasil menyalurkan beasiswa sebesar Rp1,3 triliun kepada 214 ribu siswa di Kalimantan Timur. Program ini juga mencakup 21 ribu sertifikasi siswa SMK melalui LSP-BNSP, yang bertujuan meningkatkan kompetensi kerja para lulusan.
Selain itu, Isran-Hadi berjanji untuk meningkatkan anggaran beasiswa menjadi Rp2,5 triliun pada periode mendatang, jika terpilih kembali.
“Pencapaian beasiswa Kaltim Tuntas di periode pertama Isran-Hadi jelas membuktikan keberhasilan mereka dalam membangun sumber daya manusia. Ke depannya, komitmen untuk meningkatkan anggaran beasiswa menjadi Rp2,5 triliun sangat realistis dan menunjukkan keseriusan mereka,” ujar sang aktivis.
Di sisi lain, pasangan Rudy-Seno sempat mendapatkan kritik atas penyampaian program mereka yang dinilai masih belum matang dengan pendanaan tak dijelaskan dengan karena tentu program pendidikan gratis akan menyedot anggaran jauh lebih besar. Izmil Patola merasa bahwa pasangan ini kurang siap dengan solusi yang konkret, terutama terkait pendidikan.
“Rudy-Seno mohon maaf, mereka terkesan belum siap. Mereka menyampaikan program tapi dengan penjelasan yang tak lengkap. Seharusnya mereka sudah paham kebutuhan masyarakat dan langsung memberikan solusi yang jelas,” tambah aktivis tersebut.
Secara keseluruhan, penguasaan data dan pemahaman mendalam terkait kebutuhan pembangunan Kalimantan Timur, terutama di bidang pendidikan, dinilai lebih dikuasai oleh pasangan Isran-Hadi.
Apalagi hal ini dianggap penting dalam menentukan pemimpin yang mampu membawa Kaltim ke arah yang lebih baik, terutama di era pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang menuntut peningkatan kualitas sumber daya manusia lokal.
Komitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan melalui beasiswa dan program sertifikasi menunjukkan bahwa pembangunan SDM menjadi fokus utama Isran-Hadi, yang dipandang lebih realistis dan konkret dibandingkan program gratis yang ditawarkan lawan mereka.