INAnews.co.id, Jakarta – Science Film Festival adalah perayaan komunikasi sains di Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, dan Timur Tengah.
Bekerjasama dengan mitra lokal, perayaan ini mempromosikan literasi sains dan memfasilitasi kesadaran akan isu-isu ilmiah, teknologi, dan lingkungan kontemporer melalui film internasional dengan kegiatan pendidikan.
Festival ini menyajikan isu-isu ilmiah yang mudah diakses dan menghibur bagi khalayak luas dan menunjukkan bahwa sains bisa menyenangkan.
Ajang ini telah berkembang pesat sejak edisi pertamanya di tahun 2005 di Thailand, menjadi acara terbesar untuk jenisnya di dunia.
Science Film Festival diselenggarakan di setiap negara oleh Goethe-Institut bekerjasama dengan mitra lokal.
Festival ini bergantung pada kolaborasi dan partisipasi aktif lembaga pendidikan sains, sekolah, universitas, kementerian, dan pusat budaya di masing-masing negara tuan rumah, serta antusiasme staf mereka dan mitra lainnya, seperti LSM, pendidik, dan kelompok relawan pelajar, yang memfasilitasi pemutaran dan kegiatan.
Science Film Festival kembali hadir di Indonesia dalam edisi ke-15, menjangkau siswa-siswi SD sampai SMA di 100 kabupaten/kota secara hybrid mulai 15 Oktober-30 November 2024.
Tahun ini, festival yang diinisiasi Goethe-Institut ini menyoroti tema “Emisi Nol Bersih dan Ekonomi Sirkular melalui film-film internasional dan sejumlah eksperimen sains yang menyenangkan.
Tema yang diangkat tahun ini menegaskan kebutuhan yang mendesak akan aksi-aksi lingkungan yang tak sekadar menyasar penurunan emisi gas rumah kaca global demi menjawab tantangan perlindungan iklim.
Dibuktikan dengan penelitian yang menunjukkan penurunan emisi CO2 saja tidak cukup untuk menghentikan perubahan iklim, agar target-target dalam Persetujuan Paris tentang Iklim dapat dipenuhi, transisi cepat menuju Emisi Nol Bersih karbon mutlak diperlukan.
Ekonomi sirkular tidak bisa dilepaskan dari konsep di atas. Dalam konsep ekonomi ini, semua barang dan produk yang masih dalam keadaan layak sangat dianjurkan agar digunakan bersama, disewakan, digunakan kembali, diperbaiki, dan didaur ulang.
Ekonomi sirkular secara efektif memperlambat hilangnya sumber daya alam, mengurangi perusakan bentang alam dan habitat, dan membantu pelestarian keanekaragaman hayati.
Festival ini akan memutar 15 film dari delapan negara, yakni Jerman, Australia, Italia, Thailand, Chile, Brazil, Belanda, dan Kolombia diikuti enak eksperimen sains terkait dengan film-filmnya yang akan dipraktikkan setelah penayangan.
Saat pembukaan pada Selasa, 15 Oktober 2024 di Plaza Insan Berprestasi, Kemendikbudristek, Jakarta.
“Science Film Festival mengangkat beragam karya film internasional yang berfokus pada pentingnya konsep nol bersih dan ekonomi Sirkular untuk mengatasi tantangan akibat krisis iklim. Kami percaya, sains bisa menjadi sesuatu yang seru dan menyenangkan. Melalui film-film bertopik ilmiah dari berbagai negara, kami ingin memantik kreativitas dan inspirasi anak dan remaja di Indonesia, serta di negara-negara ASEAN, Asia Selatan, Timur Tengah, dan Afrika agar lebih banyak generasi muda yang ingin mempelajari dan mencintai sains.” ujar Direktur Goethe-Institut Wilayah Asia Tenggara.
Reporter: Naila Tunnada & Annisa Fajri